Nadiem Luncurkan Beasiswa Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim meluncurkan program beasiswa mobilitas internasional (Foto: Andhika Prasetia)
Selasa, 11 Mei 2021 13:00 WIB
Trisna Wulandari - detikEdu
Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program beasiswa mobilitas internasional mahasiswa Indonesia atau Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Melalui program tersebut Nadiem mengharapkan mahasiswa Indonesia dapat mewujudkan mimpi dengan mengikuti mata kuliah unggulan di 73 perguruan tinggi terkemuka dunia dari 28 negara dan mengembangkan kemahiran lintas budaya.
"Selain itu untuk memperkuat jejaring global, dan mempersiapkan diri dengan dunia kerja saat ini," ujar Nadiem dalam peluncuran IISMA yang digelar secara virtual, Selasa (11/5/2021).
Nadiem pun menceritakan pengalamannya menjadi mahasiswa internasional di beberapa negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris. "Saya mengejar mimpi dan menempuh pendidikan di tiga lingkungan yang berbeda yang membentuk intelektual dan karakter saya," katanya.
Perguruan tinggi merupakan tempat untuk mengasah ketajaman berpikir dan mengejar cita-cita. Untuk itu, Nadiem menginginkan agar mahasiswa Indonesia mendapatkan pengalaman tersebut
Pengalaman di dalam kelas, lanjut Nadiem, sering kali tidak dapat mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Konsekuensinya saat lulus, mahasiswa kebingungan dan kesulitan dalam menghadapi dinamika dunia kerja.
"Kami ingin situasi itu berubah dengan melakukan transformasi agar perguruan tinggi lebih relevan dengan dunia di luar kampus. Mahasiswa bisa mendapatkan keleluasaan dengan praktik terbaik, industri, organisasi kemanusiaan, dan institusi penelitian kelas dunia melalui program Kampus Merdeka," ujarnya.
Kondisi tersebut dengan sistem perguruan tinggi yang baik pula. Kemendikbudristek telah menyiapkan skema dengan beasiswa LPDP. Selanjutnya pada program Kampus Merdeka, satuan kredit semester (SKS) memungkinkan mahasiswa berkontribusi langsung dengan proses pembelajaran.
Kemendikbudristek pun mendorong agar proyek riset dosen sebagai bagian kinerja diakui dalam Kampus Merdeka. "Inisiatif berbasis kolaborasi dan gotong royong harus terus dikembangkan untuk mewujudkan visi besar pendidikan yang memerdekakan. Kolaborasi tidak hanya terbatas skala nasional atau regional tetapi juga mencapai lingkup global," ujar Nadiem.
Hadirnya program IISMA merupakan bibit dari kerjasama global tersebut. Keberhasilan program tersebut menurut Nadiem bergantung pada kemauan dan tekad yang kuat dalam mengembangkan kerjasama, menguatkan kolaborasi, membuka ekosistem pendidikan.
Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam, mengatakan beasiswa tersebut kerja sama Kemendikbudristek dengan LPDP. Beasiswa tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengayaan di empat benua.
"Ini merupakan upaya untuk mengakselerasi mahasiswa, memperkuat, dan membawa mahasiswa untuk belajar di luar negeri, di kampus ternama dunia, sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa, sehingga dapat membangun kepercayaan diri dan membangun jejaring global," kata Nizam.
(pal/pal)
Sumber : https://www.detik.com/