PTN/PTS Indonesia Merasakan Hikmah saat Pandemi Covid 19, Apa Saja itu?

Istimewa

13 Mei 2020

Editor: Tomi sudjatmiko

PELAKSANA Tugas Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Nizam meminta diterapkan prinsip gotong-royong bagi kampus dalam menghadapi pandemi covid-19 ini. Bahkan, Dia menilai ada beberapa hikmah yang dirasakan bagi perguruan tinggi, baik negeri atau swasta di Indonesia. Apa Saja hikmah tersebut?

Pembelajaran Daring Direspons Positif Mahasiswa

Nizam menjelaskan berdasarkan survey terhadap lebih dari 200 ribu mahasiswa, proses pembelajaran secara daring (study from home) mendapatkan respon positif dari kalangan mahasiswa.

“Pandemi Covid-19 menjadi momen bagi pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan tinggi untuk bertransformasi dan berinovasi dengan menerapkan teknologi secara optimal dalam proses pembelajaran. Pembelajaran secara daring telah dirintis sejak lama namun sulit berkembang, namun selama pandemi Covid-19 metode pembelajaran ini menjadi pilihan utama dan perkembangannya sangat baik,” ujar Nizam .

Kampus Semakin Inovasi

Dalam kesempatan ini juga mengapresiasi inovasi-inovasi yang telah dikembangkan perguruan tinggi sebagai upaya penanganan Covid-19. Riset terapan di perguruan tinggi berkembang pesat di bidang yang terkait penanganan Covid-19.

Nizam mengatakan walaupun pandemi Covid-19 merupakan sebuah bencana, namun telah berhasil ‘memaksa’ perguruan tinggi untuk menghasilkan ide dan inovasi, sebuah ‘ blessing in disguise’.

“Dalam waktu satu bulan, perguruan tinggi di Indonesia telah berhasil melakukan riset terapan ventilator yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19, saat ini telah dihasilkan ‘prototype ventilator’ dan dalam tahap proses sertifikasi dari Kementerian Kesehatan,” terangnya.

Terapkan Uang Kuliah Tunggal

 Nizam menambahkan, Kemendikbud sangat memperhatikan sisi ekonomi mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19. Melalui skema Uang Kuliah Tunggal (UKT), mahasiswa dapat membayar biaya kuliah sesuai dengan kondisi ekonomi orang tuanya. Dengan skema UKT juga dapat dilakukan penundaan pembayaran , penurunan, atau pembayaran uang kuliah dengan mencicil.

“Dengan mengacu kepada prinsip gotong-royong agar kita tidak boleh mewajibkan orang tua untuk membayar diluar kemampuannya, bagi yang kondisi ekonomi sangat rentan, terbuka ruang beasiswa yang sudah disiapkan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar untuk Kuliah, dan itu bisa diakses oleh mahasiswa baru maupun lama yang pendapatan orang tuanya sudah tidak mampu akibat pandemi ini,” ujar Nizam.

Pemerintah saat ini telah menyiapkan bantuan biaya pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bagi 400 ribu orang mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama. KIP Kuliah ini tidak hanya dapat diakses di perguruan tinggi negeri, namun juga di perguruan tinggi swasta.

SBMPTN Direncanakan Juli

Nizam mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap tes masuk perguruan tinggi melalui proses Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Tes masuk perguruan tinggi ini biasanya dilaksanakan pada bulan Mei, namun karena kondisi saat ini belum memungkinkan maka maka akan ada penyesuaian jadwal yang rencananya ujian masuk perguruan tinggi untuk yang negeri itu akan diselenggarakan pada awal juli.

Nizam berharap tes ujian masuk perguruan tinggi negeri akan tetap dapat berjalan dengan baik dan semua tetap harus taat dan tertib terhadap anjuran dan himbauan pemerintah. “Mudah-mudahan juni ini pandemi akan bisa kita atasi, sehingga di awal Juli mudah-mudahan akan kembali normal dan ujiannya akan dilaksanakan pada pertengahan bulan juli,” jelasnya.

Awal Agustus Kuliah Normal

Nizam mengatakan sejauh ini belum ada kebijakan untuk menggeser awal kalender akademik, sehingga diharapkan Agustus perkuliahan dapat kembali berjalan normal. Namun demikian, pihaknya juga telah menyiapkan “plan a, b dan c” jika pandemi Covid-19 masih berlangsung lebih lama.

Hikmah dari pandemi Covid-19 menuntut sektor pendidikan untuk berbenah melakukan berbagai inovasi dan adaptasi demi keberlangsungan proses pembelajaran. Instruksi presiden dan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait belajar dari rumah ditindaklanjuti oleh kampus dengan melaksanakan pembelajaran dari rumah baik secara sinkronis maupun asinkronis.

Siapkan Platform ‘SPADA’

 Nizam memaparkan bahwa pola pembelajaran daring telah didorong untuk diterapkan di kampus pada era tahun 2000 an melalui berbagai platform. Namun demikian belum banyak kampus yang mengaplikasikan pembelajaran daring dalam proses pembelajaran. Pembelajaran daring menemukan momentum saat pandemi Covid-19 ini.

“Saat pandemi ini, hampir seluruh kampus melaksanakan pembelajaran daring. Menurut survei yang dilakukan April lalu, 95% perguruan tinggi melaksanakan pembelajaran daring,” ungkap Nizam.

Lebih lanjut Nizam menjelaskan untuk memfasilitasi pembelajaran daring, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyediakan plaform pembelajaran daring SPADA yang dapat digunakan secara bersama-sama, terutama untuk kampus-kampus yang belum memiliki Learning Management System (LMS) untuk pelaksanaan proses pembelajaran daring. Saat ini di dalam SPADA terdapat 244 perguruan tinggi yang berbagi modul perkuliahan dan lebih dari 30.000 konten yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring.

Nizam melihat saat ini pelaksanaan pembelajaran daring di kampus berjalan dengan lebih efisien. Di awal pelaksanaan pembelajaran daring memang sempat ditemui kegamangan namun seiring berjalannya waktu, dosen dan mahasiswa cepat beradaptasi.

Dosen dalam penyampaian materi pembelajaran yang awalnya sinkronis dengan menggunakan aplikasi pertemuan daring saat ini telah memadukan dengan metode-metode asinkronis. Sehingga penggunaan bandwith internet pun lebih efisien.

Tidak Ada Kurikulum Darurat

Terkait antisipasi jika pandemi Covid-19 melebihi jangka waktu yang diperkirakan, Nizam menyatakan telah menyiapkan beberapa skenario antisipasi. Namun demikian Nizam menegaskan tidak perlu menyiapkan kurikulum darurat. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan teknologi untuk proses pembelajaran daring.

“Tidak perlu kurikulum darurat. Tinggal bagaimana perguruan tinggi memanfaatkan teknologi secara efektif dan efisien untuk pelaksanaan pembelajaran daring baik secara sinkronis maupun asinkronis,” tegas Nizam. (Ati)

Sumber : https://www.krjogja.com/