7 Tips ala Mendikbud Atasi Stres saat Belajar dan Mengajar di Rumah

Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: Okezone)

Minggu 03 Mei 2020 13:53 WIB

Wilda Fajriah, Jurnalis 

JAKARTA - Sejak berlangsungnya kegiatan belajar dan mengajar dari rumah karena krisis COVID-19 sejak 15 Maret lalu, para tenaga pendidik, orangtua, maupun para pelajar mulai merasakan keluh kesah hingga timbulnya stres. Pemicunya pun beragam, mulai dari mereka yang kurang melek teknologi, hingga materi yang sulit dipelajari.

Oleh karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, memberikan 7 tips guna mengatasi stres yang dirasakan oleh berbagai pihak karena sudah sebulan lebih program sekolah dari rumah ini berjalan. Disampaikan oleh Nadiem melalui video, berikut 7 tips atasi stres ala Mendikbud yang dikutip pada Minggu (3/5/2020).

1.Jangan Stres

Ini adalah masa adaptasi. pasti tidak mudah, penuh dengan kebingungan, penuh dengan ketidakpastian, dan ini normal. Jadi jangan khawatir, tapi yakini bahwa cara terbaik untuk belajar suatu hal baru adalah dengan keluar dari zona nyaman dan itu satu satunya cara untuk memperbaiki diri.

Meskipun banyak guru orangtua ataupun murid yang kurang melek teknologi atau masih terintimidasi dengan teknologi, tidak masalah, itu perasaan yang normal tapi yang penting setiap hari kita mencoba untuk mempelajari bagaimana metode yang terbaik.

2. Coba Membagi Kelas Menjadi Kelompok yang Lebih Kecil

cobalah membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil. Mungkin buat beberapa tenaga pengajar ini merupakan sesuatu hal yang baru tapi ini saatnya kita mencoba.

"Jangan takut untuk bereksperimentasi dengan cara-cara baru," ungkap Nadiem dalam video tersebut.

Nadiem melanjutkan, ini adalah kesempatan untuk berinovasi. Banyak pengajar sekarang sebatas memberi assignment saja lalu hasilnya dievaluasi. Tetapi tidak semua murid memiliki level kompetensi yang sama. Untuk itu, cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama.

3. Mencoba Project Based Learning

Belajar dari rumah bukan berarti harus belajar sendiri. Jika kelas sudah dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan kompetensi yang sama, para pengajar bisa memberikan group project assignment. Dengan hal ini, murid-murid pun belajar untuk bertanggungjawab dalam grup yang lebih besar.

4. Alokasikan Lebih Banyak Waktu Bagi yang Tertinggal

Ini merupakan kesempatan untuk memberikan lebih banyak perhatian kepada murid-murid yang tertinggal di kelas. Sehingga mereka lebih percaya diri saat mereka bergabung lagi nantinya di kelas, saat krisis COVID-19 sudah berakhir. Jadi saat ini merupakan kesempatan mereka untuk mengejar ketertinggalan.

5. Fokus Kepada yang Terpenting

Jika kita mengerjakan semuanya dengan sisterm kejar tayang, pasti hasilnya tak akan optimal. Ini saatnya bereksperimentasi dengan alokasi waktu pembelajaran. Berikan durasi waktu yang sama untuk semua mata pelajaran. Metode ini guna menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid-murid.

6. Sering Nyontek Antar Guru

Menyontek antar murid memang sesuatu yang dilarang. Sebaliknya, guru harus sering-sering menyontek dengan guru lain.

"Ada banyak sekali guru-guru berinovasi dengan metode belajar online. Jangan ragu-ragu untuk meminta pertolongan dari guru lain," papar Nadiem.

Saat ini, lanjut Nadiem, dengan video conference mudah sekali untuk nimbrung ke kelas guru yang lain. Mintalah izin kepada guru tersebut untuk mengobservasi kelas mereka.

7. Have Fun

Mengajar itu tidak mudah tetapi siapa bilang harus membosankan? Dalam krisis COVID-19 ini saatnya mencoba hal-hal yang sebelumnya mungkin masih diragukan tetapi di dalam hati kita, kita merasa ini yang terbaik.

Inilah saatnya kita mendengarkan insting kita sebagai guru dan orangtua. Bukan hanya mengikuti proses seadanya. Lakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya. (cm)

(fmi)

Sumber : https://news.okezone.com/