Tingkatkan Kualitas Penelitian, Pemerintah Kucurkan Rp514,2 M untuk 11 PTNBH
Foto/Ilustrasi
Kamis, 27 Februari 2020 - 08:29 WIB
JAKARTA - Pemerintah serius untuk meningkatkan kualitas penelitian di Tanah Air. Sebanyak 11 perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH) mendapatkan bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) sebesar Rp514,2 miliar. Pemerintah berharap penelitian tentang keunggulan Indonesia bisa diperbanyak oleh perguruan tinggi.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, 11 PTN badan hukum yang akan menerima BOPTN untuk penelitian dan pengabdian masyarakat berdasarkan hasil kinerja penelitiannya adalah Universitas Indonesia yang menjadi penerima dana terbesar sebanyak Rp70 miliar. Kedua, Institut Teknologi Bandung (Rp65,8 miliar), Universitas Gadjah Mada (Rp64,6 miliar), Universitas Diponegoro (Rp48,5 miliar), Institut Pertanian Bogor (Rp48,5 miliar), Universitas Airlangga (Rp42,5 miliar), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (Rp42 miliar), Universitas Padjajaran (Rp40,7 miliar), Universitas Hasanuddin (Rp37,9 miliar), Universitas Pendidikan Indonesia (Rp28,2 miliar), dan Universitas Sumatera Utara (Rp24,1 miliar).
Bambang mengharapkan, dengan dana negara ini, pemerintah ingin perguruan tinggi bisa mengembangkan penelitian yang sejalan dengan prioritas nasional. Tentunya juga untuk mendorong keunggulan spesifik yang dimiliki oleh masing-masing PTNBH.
Dia mengakui, karena anggaran penelitian yang terbatas, maka objek penelitian yang bisa dikembangkan harus taktis dengan mengedepankan penelitian yang berbasis pada keunggulan Indonesia misalnya kelapa sawit.
Dia mengaku ingin penelitian tentang kelapa sawit Indonesia sebagai produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia juga harus maju. “Penelitian sampai inovasi terkait kelapa sawit harus dikuasai Indonesia. Sebagai insan penelitian harus bisa membuktikan bahwa soal kelapa sawit Indonesia yang nomor satu,” katanya pada Peluncuran Pendanaan BOPTN untuk PTNBH di Jakarta kemarin.
Indonesia juga dikenal sebagai negara yang mempunyai kekayaan biodiversitas yang variatif di dunia. Dengan begitu, ujar Bambang, penelitian mengenai biodiversitas seharusnya menjadi spesialisasi dan keunggulan Indonesia. Dia juga mengharapkan objek penelitian yang dilakukan relevan dengan kebutuhan masyarakat di sekitar kampus. Masing-masing daerah memiliki karakteristik tersendiri dan perguruan tinggi mampu memberikan solusi dari penelitian yang dilakukan di daerah masing-masing.
Berdasarkan data, penelitian diarahkan pada sepuluh bidang fokus yang ada dalam Prioritas Riset Nasional, yaitu Kesehatan dan Obat 31%, Sosial Humaniora 19%, Pangan dan Pertanian 15%, Material Maju 11%, Energi dan Energi Terbarukan 7%, Teknologi Informasi dan Komunikasi 5%, Kebencanaan 5%, Pertahanan dan Keamanan 3%, Kemaritiman 3%, dan Transportasi 2%. Sedangkan berdasarkan tingkat penelitiannya, dana tersebut dibagi menjadi Penelitian Dasar (Rp258,2 miliar), Penelitian Terapan (Rp161.1 miliar), Penelitian Pengembangan (Rp21,4 miliar), dan Peningkatan Kapasitas Dosen (Rp69,2 miliar).
Plt Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati menjelaskan, penerima pendanaan penelitian untuk PTNBH pada 2020 ini meliputi 4.014 proposal penelitian yang diseleksi dari 5.613 proposal yang diajukan. “Khusus untuk PTNBH, seleksi proposal penelitian dan anggarannya dikelola secara mandiri oleh PTNBH, namun tetap dalam koordinasi dan pengawasan Kemenristek/BRIN. Pengajuan proposal penelitian tetap dilakukan melalui laman SIMLITABMAS (Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) berdasarkan beberapa skema pendanaan penelitian, yaitu Penelitian Kompetitif Nasional (PKN), Penelitian Desentralisasi, dan Penelitian Penugasan.” imbuh Dimyati.
Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih mengatakan, penelitian yang utama dan prioritas di Unair ialah di bidang kesehatan, yakni pengembangan steam cell. Nasih menjelaskan, penelitian steam cell ini sudah dalam bentuk produk yang dihilirisasi dan sudah mendapat izin edar dan bekerja sama dengan pihak swasta.
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) ini menuturkan, penelitian kedua yang akan dikembangkan ialah di bidang pangan yakni pengolahan rumput laut. Adapun fakultas kedokteran gigi akan mengembangkan material gigi yang bisa diproduksi di dalam negeri. (Neneng Zubaidah)
(ysw)
Sumber : https://nasional.sindonews.com