Hardiknas 2019, Menristekdikti: Perguruan Tinggi Perlu Terapkan Kuliah Online
Menristekdikti Mohamad Nasir (Foto: Okezone)
Kamis 02 Mei 2019 16:29 WIB
Wahyu Muntinanto, Jurnalis
DEPOK - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memperingati Hari Pendidikan Nasional 2019 di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Dia menyebut bahwa perguruan tinggi perlu melakukan terobosan guna meningkatkan angka partisipasi kasar (APK). Salah satunya dengan menerapkan sistem pembelajaran online bagi perguruan tinggi.
"Nantinya pertumbuhan APK akan semakin meningkat bila mahasiswa bisa kuliah secara online. Sebab, mereka tidak perlu datang langsung ke kelas dan bisa kuliah sambil bekerja," kata Menteri M. Nasir di UI, Kamis (2/5/2019).
Nasir mengaku, saat ini banyak lulusan SMA dan SMK memilih untuk bekerja ketimbang kuliah, hal tersebut terjadi karena permasalahan ekonomi, maka itu dengan adanya sistem pembelajaran online bagi perguruan tinggi mereka bisa tingkatkan kualitasnya dengan cara kuliah sambil bekerja. Maka mutu pendidikan akan meningkat.
"Target kami pada tahun 2024, pihaknya dapat meningkatkan APK hingga 50%. Dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau e-learning," jelasnya.
Dia juaga mengungkapkan bahwa angka partisipasi kasar (APK) masyarakat yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi hanya 34,58%. Artinya, dari 4.741 perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia, sebanyak 65,5% penduduk usia kuliah belum bisa menikmatinya.
"Ini menjadi kewajiban kita untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, di Korea APK sudah 92 persen. Oleh karena itu, revolusi yang harus dihadapi adalah sistem pada saat sekarang dilakukan dengan online education, mooc (aplikasi kuliah online), dan cyber university," imbuhnya.
Kembali dijelaskan Nasir, sejauh ini baru ada sekitar 15 sampai 20 perguruan tinggi yang menerapkan sistem online ini. Di antaranya adalah UI, ITB, UNJ, UNPAD, PEN Surabaya, dan beberapa perguruan tinggi lainnya. Untuk swasta, Universitas Bina Nusantara (Binus) juga sudah menerapkan sistem kuliah online.
Ia berharap, nantinya seluruh program studi (prodi) bisa menerapkan hal ini.
"Harapannya seluruh prodi, tapi tahap awal nanti mungkin di bidang sosial dulu barangkali. Karena kalau di bidang sains dan teknologi kan perlu bagimana mendesain laboratorium yang virtual reality itu. Ini harus kita bangun dulu," pungkasnya.
(rhs)
Sumber : news.okezone.com