80 Kampus Garap Produk Unggulan Daerah

Milenial (Ilustrasi: Shutterstock)

Rabu 30 Januari 2019 13:36 WIB

Koran SINDO, Jurnalis

JAKARTA – Pemerintah akan mendorong sekitar 80 universitas untuk mengembangkan inovasi produk unggulan daerah.

Nanti setiap kampus akan mendapat bantuan pendanaan sekitar Rp5 miliar. Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Jumain Appe mengatakan, melalui proses teaching industry kementerianakan mendorong universitas untuk mengembangkan produk unggulan berdasarkan sumber daya alam (SDA) di daerah setempat. Dia menjelaskan, selama ini yang sudah mendapatkan tugas khusus pengembangan SDA setempat baru perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH).

 “Ke depan kami memiliki rencana agar tidak hanya PTN BH, namun semua perguruan tinggi yang punya kekhususan untuk diberi tugas khusus membangun produk inovasi berbasis wilayah. Harapan kita secara nasional semua perguruan tinggi memiliki hal ini,” katanya saat Workshop Tindak Lanjut Hasil Rakernas Kemenristekdikti 2019 bidang Penguatan Inovasi di Jakarta kemarin. Kemenristekdikti akan memberikan fasilitas dana. Selain itu, juga bantuan sarana prasarana yang diperlukan untuk pengembangan unggulan inovasi tersebut. Jumain menerangkan, kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) telah ditugasi mengembangkan padi dan buah, Institut TeknologiSurabaya(ITS) dengan kendaraan listriknya, hingga Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan pengembangan bibit unggul sapi.

 “PTN BH telah kami tugaskan dengan teaching industry yang melahirkan kemampuan untuk masuk ke dunia usaha dari inovasi yang telah dihasilkan. Harapan ini, semua perguruan tinggi pun bisa berinovasi dan menghilirisasi produknya,” jelasnya. Dia memberikan contoh inovasi yang saat ini tengah di bina untuk pengembangan pro duk unggulan di daerah setempat. Seperti di kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh dengan pengembangan nilam sebagai bahan baku parfum. Kemudian di Universitas Khairun Ternate untuk mengembangkan minyak atsiri dari buah pala. Jumain melanjutkan, kalaupun perguruan tinggi tersebut masih belum mampu melakukan pengembangan secara mandiri, maka diperbolehkan kerja sama dengan perguruan tinggi lain.

“Misalnya di Universitas Khairunkan kemampuannya dalam pengembangan minyak atsirikan belum (baik). Nah, kita minta nanti kerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) atau IPB,” jelasnya. Sementara itu, Rektor IPB Arif Satria menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki 460 inovasi yang dianggap prospektif untuk bisnis. Dia menjelaskan, inovasi yang sudah spinoff seperti padi IPB 3S yang memiliki potensi 11,4 ton per hektare yang saat ini sudah ditanam di 26 provinsi. Selain itu, pihaknya juga tengah mengembangkan pepaya Calina sebagai bibit unggul pepaya berbuah manis yang benihnya sudah dikirim ke enam provinsi dan 11 mancanegara.

IPB juga telah membuat pro duk olahan seperti beras analog yakni beras yang terbuat dari singkong, beras dari sagu, dan juga beras dari jagung. Se lain itu, juga telah menghasilkan lipstik dan pomade dari rumput laut.

(Neneng Zubaidah)

(rhs)

Sumber : https://news.okezone.com