Mahasiswa Indonesia Perlu Pemahaman soal Program Perkuliahan
Milenial (Ilustrasi: Shutterstock)
Jum'at 04 Januari 2019 18:51 WIB
Ade Rachma Unzilla , Jurnalis
JAKARTA - Mahasiswa Indonesia yang menjalani studi di luar negeri perlu diberikan pemahaman mendalam mengenai program perkuliahan yang diambil. Pemahaman mendalam penting untuk mencegah terjadinya eksploitasi sebagaimana yang diberitakan terjadi di Taiwan.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pandu Baghaskoro mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah sudah tepat, yaitu dengan menangguhkan keberlangsungan program kuliah-magang ini. Namun pemerintah juga harus segera memformulasikan skema program perkuliahan-magang yang tetap memprioritaskan keberlangsungan studi, keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa Indonesia di Taiwan.
“Kita tidak tahu berapa lama ratusan mahasiswa Indonesia ini sudah dipaksa bekerja. Namun tindakan preventif seharusnya sudah dilakukan sejak awal penyimpangan terjadi, jadi tidak berlarut larut dahulu, baru sekarang mencuat ke permukaan. Jangan sampai kita terlambat menyikapi,” urai Pandu dalam keterangannya, Jumat (4/1/2018).
Selain menangguhkan program terebut, pemerintah juga sebaiknya memeriksa legalitas dari institusi yang menawarkan dan memberangkatkan para mahasiswa. Mahasiswa serta calon mahasiswa juga perlu memiliki pemahaman secara umum mengenai hukum dan kebijakan yang berlaku di negara tujuan, sehingga lebih peka terhadap pelanggaran. Jika menemukan adanya potensi pelanggaran atau pelanggaran, sudah seharusnya mereka melaporkan hal tersebut ke pihak-pihak terkait, dalam hal ini institusi yang memberangkatkan mereka dan juga aparat pemerintah yang ada di negara tersebut.
“Saya rasa baik juga untuk ke depannya, para calon mahasiswa dan mahasiswa skema kuliah-magang dibekali pemahaman mengenai program, sehingga mereka lebih peka jika terjadi pelanggaran seperti ini. Tapi saya yakin, pihak pemerintah sudah melaksanakan hal tersebut, tapi bagaimana dengan agen di luar pemerintah? Terlepas dari kelalaian penyelenggara program di Taiwan, pihak yang memberangkatkan para mahasiswa ini juga nampaknya perlu memberikan tindakan preventif yang lebih,” jelasnya.
Seorang politisi Taiwan mengungkap ratusan mahasiswa Indonesia di diduga menjalani kerja paksa di sebuah pabrik di Taiwan. Para mahasiswa ini menjadi buruh pabrik yang bertugas mengemas lensa kontak dengan durasi kerja 10 jam.
(rhs)
Sumber : https://news.okezone.com