Politeknik Siap Menjadi Motor Era Industri 4.0
Kompas.com - 04/12/2018, 22:13 WIB
Yohanes Enggar Harususilo
KOMPAS.com - Kesiapan dunia pendidikan politeknik memajukan industri 4.0 ditegaskan melalui kegiatan Polytexpo 2018, International Polytechnic Conference and Exhibition berlangsung di Politeknik Negeri Malang, 3-4 Desember 2018.
“Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi melalui Polytechnic Education Development Project (PEDP) didukung Asian Development Bank dan Pemerintah Kanada, selama 5 tahun terakhir ini fokus pada peningkatan kualitas keluaran pendidikan politeknik dan relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja," jelas Direktur Pembelajaran, Paristiyanti Nurwardani.
PEDP sendiri dibentuk memperkuat kualitas institusi politeknik dan lulusannya khususnya dalam mendorong sektor manufaktur, infrastruktur, pertanian, energi dan pariwisata.
Transformasi politeknik
Demi mencapai tujuan tersebut, PEDP melakukan upaya penyempurnaan kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Proyek ini diimplementasikan melalui 2 mekanisme hibah, yaitu hibah penugasan kepada 13 politeknik negeri melalui beberapa kriteria yang ditetapkan, dan hibah kompetisi kepada 27 politeknik negeri dan swasta, di antaranya terpilih 6 politeknik swasta.
Tujuan dari strategi PEDP adalah meningkatnya mutu dan relevansi sistem pendidikan meningkatnya akses dan kesetaraan kesempatan masuk ke dalam pendidikan politeknik, meningkatnya keterlibatan sektor swasta dalam memperbaiki daya saing lulusan, dan terwujudnya perbaikan tata kelola pendidikan politeknik,” imbuh Paristiyanti.
Beberapa capaian PEDP antara lain meningkatnya kemampuan dan keterampilan staf pengajar dan teknisi, bertambah lengkapnya peralatan laboratorium dengan teknologi terkini, juga kurikulum serta materi ajar yang telah disempurnakan dan lebih sesuai dengan tuntutan industri saat ini
Pusat unggulan teknologi
Selain itu, hampir semua politeknik penerima bantuan PEDP kini telah didirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk membekali lulusannya dengan sertifikasi keahlian diperlukan. Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) juga disiapkan untuk memberikan pengakuan terhadap capaian pembelajaran seseorang baik itu melalui pendidikan formal, non-formal maupun informal, sehingga ia dapat melanjutkan pendidikan atau menerima sertifikasi di jenjang yang setara dengan pengalamannya. Tidak hanya itu, setiap politeknik didorong agar mempunyai keunggulan yang spesifik sesuai dengan kondisi setempat dan kapasitas sumberdaya melalui apa yang disebut sebagai Pusat Unggulan Teknologi (PUT). PUT ini dapat berupa pusat kegiatan penelitian terapan, pusat pelatihan, teaching factory, atau dalam bentuk lain dimana proses pembelajaran mahasiswa terintegrasi di dalamnya, sehingga diharapkan bisa menumbuhkan semangat kewirausahaan dalam institusi.
Konferensi dan pameran
Sebagai bagian dari strategi untuk membangun hubungan antara lembaga politeknik sebagai penyedia layanan pendidikan, dunia usaha dan dunia industri, serta masyarakat, PEDP membuat pendekatan unik dengan membuka kesempatan pertemuan kolektif, yang dikemas dalam sebuah kegiatan populer berupa International Polytechnic Conference and Exhibition yang terbuka bagi publik umum. Konferensi ini menyajikan diskusi panel yang menghadirkan perspektif akademisi politeknik internasional dan nasional, serta pelaku industri internasional dan nasional, untuk mengetahui revolusi industri 4.0 secara lebih baik sekaligus menyiapkan langkah ke depan dalam mengembangkan era industri baru ini. Juga terdapat sesi workshop dimana para perwakilan institusi politeknik dan pelaku industri melakukan demonstrasi, berbagi praktik baik, kisah sukses, studi kasus, dan hasil pembelajaran terkait kegiatannya dalam era industri 4.0.
Mengejar peluang teknologi
Teknologi baru seperti big data, artificial intelligence (kecerdasan buatan) dan internet of things akan mendorong transformasi ekonomi, menciptakan industri baru, serta mewujudkan kualitas dan efisiensi pekerjaan yang lebih baik. Tanpa pengembangan keterampilan dengan baik, pekerja tidak dapat mengejar peluang yang ditawarkan oleh teknologi-teknologi baru tersebut. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan lebih banyak lulusan politeknik dengan keterampilan sesuai dengan peluang-peluang baru yang lahir ini. Dalam kegiatan ini, 34 politeknik negeri maupun swasta dari seluruh Indonesia terlibat dalam sesi seminar mengetengahkan karya tulis ilmiah para akademisi dengan ragam topik seputar teknologi informasi, teknik kimia, teknik sipil, manufaktur dan mekanik, tenaga listrik dan elektronik, pertanian dan perikanan, serta kesetaraan gender dalam pendidikan politeknik.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Sumber : https://edukasi.kompas.com