Hadapi Generasi Milenial, Kualitas Dosen Muda Wajib Ditingkatkan
ILustrasi Pengajaran (Foto: Quizben)
Kamis 22 November 2018 11:07 WIB
Koran SINDO, Jurnalis
JAKARTA - Pemerintah menaruh perhatian kepada kualitas dosen-dosen muda yang mengajar di sejumlah perguruan tinggi. Para dosen muda ini harus bagus kualitasnya, karena mereka menghadapi generasi milenial.
Sesuai perkembangan zaman, para dosen muda harus adaptif, termasuk perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Terlebih mereka juga yang akan menggantikan para dosen senior untuk mengajari para mahasiswa dari generasi milenial ini.
“Mereka akan magang pada dosen senior. Kami harap setelah magang mereka akan menjadi duta yang bersinar di kampusnya nanti,” kata Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ali Ghufron Mukti pada Program Magang Dosen 2018 di Jakarta.
Dia menjelaskan, ada 164 dosen berusia di bawah 40 tahun yang ikut Program Magang Dosen 2018. Program magang ini sejatinya untuk menghilangkan disparitas kompetensi dosen di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, jangan sampai ada dosen dari perguruan tinggi negeri (PTN) yang kurang kompetensinya dalam menjalankan tugas Tridarma Perguruan Tinggi. Guru besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini menerangkan, dengan alasan itulah mengapa mereka dikirim untuk magang ke PTN terbaik di Indonesia, seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga, hingga Universitas Negeri Surabaya.
“Kami ingin ada pengurangan disparitas kompetensi bagi dosen di luar Pulau Jawa. Makanya kami magangkan mereka di kampus-kampus top,” urainya.
Ghufron menjelaskan, mereka akan diajari oleh para dosen tentang bagaimana teknik mengajar, membangun sebuah penelitian, hingga bagaimana membangun pengabdian masyarakat. Selain itu mereka juga akan diajarkan tentang manajemen kampus dan membangun relasi dan juga kemitraan. Program magang ini sendiri akan berlangsung selama empat bulan. Pengalaman magang ini bisa dijadikan kesempatan bagi para dosen muda untuk meningkatkan karier. Sebab, dengan berbagai pengalaman dari dosen-dosen senior dan juga pembelajaran yang mereka peroleh, para dosen muda ini memungkinkan mendapat tugas tambahan, misalnya menjadi pimpinan perguruan tinggi.
“Kami akan evaluasi program magang ini, termasuk potensi mereka dalam pengembangan karier,” katanya.
Kemenristekdikti yakin para dosen muda ini memiliki ide-ide yang kreatif, sehingga mereka bisa lebih berprestasi dan membawa dosen lainnya untuk berkembang. Gufron pun berharap tidak ada dosen yang melewati kesempatan ini karena biasanya waktu dosen habis untuk mengajar sehingga melewati informasi penting untuk pengembangan karier.
Peserta program magang dari Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Inaya, mengatakan, pemagangan ini tidak hanya memberi pengalaman baru baginya. Namun, dengan belajar oleh dosen dari Institut Teknologi Bandung, dia juga berkesempatan mengetahui tata kelola kampus.
Inaya juga menyukai kunjungan ke industri sehingga dia bisa melihat langsung ilmu yang didapatnya dari dalam kelas. Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Said Hamid Hasan, berpendapat, program pemagangan dosen itu dipandang perlu karena ini merupakan salah satu bentuk pembinaan pemerintah bagi dosen-dosen muda. Said mengatakan, yang ha - rus menjadi perhatian saat ini adalah adanya moratorium pengangkatan dosen pegawai negeri sipil (PNS).
Diperlukan adanya formasi dosen untuk regenerasi para dosen yang memasuki masa pensiun. “Yang jadi persoalan adalah moratorium pengangkatan dosen sedangkan dosen senior tidak pernah bisa digantikan dosen junior,” ungkapnya.
(rhs)
Sumber : https://news.okezone.com