4 Tahun Jokowi-JK di Bidang Pendidikan Tinggi, Ini Hasilnya
Paparan 4 Tahun Kinerja Presiden Jokowi dan Wapres JK (Foto: Okezone)
Jum'at 26 Oktober 2018 14:27 WIB
Yohana Artha Uly, Jurnalis
JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memaparkan pencapaian kinerja selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di bidang pendidikan tinggi.
Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan, dalam empat tahun anggaran dialokasikan untuk kebutuhan beasiswa di pendidikan tingkat tinggi. Selain itu, pendanaan juga diberikan pada program-program teknologi untuk masyarakat.
Dia menyatakan, dari sisi penerimaan beasiswa baik di Bidikmisi maupun ADik, terus mengalami pertambahan jumlah mahasiswa yang menerimanya.
"Ada peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun, yakni 2014-2018 alokasi bagi penerima beasiswa," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Secara rinci, penerima bidik misi pada tahun 2014 sebanyak 196.408 mahasiswa, 2015 sebanyak 258.015 mahasiswa, 2016 sebanyak 305.205 mahasiswa, serta di 2017 sebanyak 339.348 mahasiswa.
"Adapun untuk tahun 2018, hingga kuartal III-2018 sudah sebanyak 302.764 mahasiswa yang menerima. Ini dari target yang ditetapkan sebanyak 368.961 mahasiswa," jelasnya.
Nasir menyatakan, hasil dari beasiswa bidik misi yakni memberi peningkatan akses yang tidak mampu secara ekonomi untuk bisa menempun pendidikan di perguruan tinggi. Selain itu, sebanyak 82,83% mahasiswa penerima Bidikmisis memiliki IPK diatas 3,00.
"Pekerjaan lulusan Bidikmisi juga banyak yang menjadi guru 39%, pegawai negeri/swasta/BUMN 26%, studi lanjut 6%. Juga wirausaha cukup banyak yakni 29%," papar dia.
Sementara untuk, beasiswa ADik Papua dan 3T (daerah tertinggal, terdepan dan terluar) pada tahun 2014 tercatat 1.673 mahasiswa, 2015 sebanyak 2.151 mahasiswa, 2016 sebanyak 2.746 mahasiswa, serta di 2018 sebanyak 3.468 mahasiswa.
Adapun untuk di tahun 2018, hingga kuartal III penerima sebanyak 4.715 mahasiswa dari target sebanyak 5.437 penerima.
"Hasilnya hingga saat ini, adanya peningkatan akses orang asli Papua dan masyarakat 3T untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Juga 31% mahasiswa penerima beasiswa ADik memiliki IPK diatas 3,00," paparnya.
Sementara di sisi pengembangan teknologi untuk masyarakat, selama empat tahun dihasilkan diantaranya ada program Padi IPB 3S. Program ini untuk peningkatan produktivitas produksi benih rata-rata sebanyak 6 ton.
Saat ini telah di tanam di 65 ribu Ha di 16 provinsi. Tahun 2018 produksi benih komersial seluas 44 Ha terjadi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB, dan Maluku Utara.
Selain itu, program Garam Pro Analisa yakni jenis garam yang mempunyai tingkat kemurnian 99,0% -100,5% yang biasa digunakan untuk keperluan laboratorium dan industri. "Untuk kebutuhan farmasi, itu sudah bisa memenuhi 2.000 ton dari kebutuhan sebanyak 6.000 ton," katanya.
Juga ada program konverter kit motor perahu untik nelayan dan program otomatisasi mesin batik. "Dulu batik bergantung sama cuaca, dengan teknologi ini tidak lagi, juga produksi kain itu bisa lama sebelumnua, tapi karena pake sistem komputer ini bisa lebih cepat," pungkasnya.
Sekedar diketahui, pada tahun 2018 sendiri Kemenristekdikti menjadi salah satu dari kementerian/lembaga (K/L) yang menerima anggaran tertinggi. Di tahun 2018 sebanyak Rp41,3 triliun dialokasikan untuk kementerian ini dari APBN 2018.
Adapun untuk alokasi dana pendidikan dlaam APBN 2018 diberikan sebanyak Rp444,1 triliun atau sebanyak 20% dari total anggaran belanja. Sebanyak 149,7 triliun untuk pusat, untuk transfer ke daerah sebesar Rp 279,5 triliun, serta Rp15 triliun untuk pembiayaan.
(Feb)
(rhs)
Sumber : https://news.okezone.com