Soft Skill Jadi Modal Penting untuk Generasi Z

Milenial (Ilustrasi: Shutterstock)

Minggu 21 Oktober 2018 16:35 WIB

Koran SINDO, Jurnalis

JAKARTA – Pelatihan soft skill bagi Generasi Z (Gen-Z) amat dibutuhkan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Hal ini lantaran persaingan di era di gital 80% di antaranya di tentukan oleh kemampuan ini. Soft skill sangat penting untuk ditekankan bagi Gen-Z atau generasi yang lahir dari tahun 1995 hingga sekarang karena dalam laporan World Economic Forum, 80% skill yang diperlukan tenaga kerja untuk bisa bersaing dalam era Revolusi Industri 4.0 adalah penguasaan soft skill.

Selebihnya, technical skill hanya berada dalam skala 12%. Secara lebih rinci, 3 di antara 10 skill yang diperlukan saat ini adalah complex problem solving, critical thinking, dan creativity.

“Selain soft skill, penanaman jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dan penguasaan teknologi digital kepada para peserta pelatihan juga menjadi bagian penting dalam upaya mencetak tenaga kerja yang siap berkompetensi,” kata Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Dudung Heryadi saat acara Kuliah Umum Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0 di Bojonegoro, Jawa Timur.

 

Dudung menjelaskan, beberapa langkah yang dilakukan seperti link and match untuk me mastikan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dengan industri yang berbasis teknologi digital. Tuntutan ini juga me nun tun pada perubahan konsep pendidikan dan pelatihan kerja .

Dia melanjutkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil saat ini dan masa depan, pemerintah mengambil kebijakan masifikasi pelatihan kerja dan sertifikasi profesi. Strategi ini dibingkai dalam kebijakan Triple Skilling, yaitu skilling, up-skilling, dan re-skilling. Tenaga kerja yang belum punya keterampil an dapat mengikuti program skilling agar punya keahlian di bidang tertentu.

 “Bagi tenaga kerja yang telah memiliki skill dan membutuhkan peningkatan akan masuk program up-skilling, sedangkan yang ingin beralih skill dapat masuk ke program reskilling ,” terangnya.

Dudung mengatakan, penanaman soft skill yang mencakup karakter inti manusia seperti kreativitas, imajinasi, intuisi, emosi, dan etik membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Imelda Freddy mengatakan, jurusan-jurusan seperti virtual reality, 3D printing, design communication visual, dan e-commerce merupakan jenis profesi yang perlu dikembangkan saat ini.

(Neneng Zubaidah)

(rhs)

Sumber : https://news.okezone.com