Menristekdikti Bicara soal Energi Milenial di Pertemuan Menteri Sains dan Teknologi ASEAN

Menristekdikti Mohamad Nasir (Foto: Okezone)

Sabtu 20 Oktober 2018 11:42 WIB

Vanni Firdaus Yuliandi, Jurnalis

JAKARTA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir beserta delegasi melakukan kunjungan kerja untuk menghadiri Informal ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology (IAMMST-10) dan the 75th ASEAN Committee of Science and Technology (ASEAN COST 75) di Cebu, Filipina pada tanggal 18-19 Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan rangkaian pertemuan rutin para anggota Komite Iptek ASEAN yang berisikan Menteri bidang Sains dan Teknologi untuk membicarakan berbagai agenda perkembangan, rencana inisiasi dan keberlanjutan program serta aktivitas dalam bidang iptek selama 6 bulan sampai dengan satu tahun berjalan.

Pada kesempatan ini Menteri Nasir menekankan bahwa negara-negara ASEAN memiliki potensi besar di bidang ilmu pengetahuan, riset, teknologi dan inovasi.

“Perkembangan teknologi dan perubahan zaman menuntut negara-negara ASEAN untuk menjadikan generasi milenial sebagai sumber energi pengembangan sains, teknologi dan inovasi. Dengan begitu banyaknya talenta, jutaan generasi milenial, termasuk investor-investor muda yang tumbuh secara pesat, ASEAN COST sebagai forum saintifik utama di regional ASEAN harus menjadikan energi milenial sebagai sumber inspirasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Okezone, Sabtu (20/10/2018).

Menurut Menteri Nasir pentingnya komersialisasi hasil riset dan pengembangan, program techno-entrepreneurship, dan pendirian center of excellences (Pusat Unggulan Iptek - PUI) di masing-masing negara ASEAN.

“Saya harap kerjasama antar PUI ini diharapkan mampu meningkatkan perkembangan sains, teknologi dan inovasi di ASEAN,”katanya

Menteri Nasir menegaskan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang kuat terhadap ASEAN Declaration of Innovation (Deklarasi Inovasi ASEAN) dimana Indonesia dipercaya sebagai leader dalam penguatan SME dalam bidang inovasi.

Mantan rektor terpilih Undip ini juga mengungkapkan beberapa program Kemenristekdikti untuk mendukung Deklarasi Inovasi ASEAN pada tahun 2018-2019 antara lain Intellectual Property Workshop, ASEAN Public-Private-People Partnership Workshop, ASEAN Science and Techno Parks (STP), ASEAN Center of Excellences (CoE) Forum, Indonesia participation in China ASEAN Year of Innovation , dan Puspiptek Innovation Festival (PIF) pada 27-30 September 2018.

“Indonesia sebagai anggota aktif ASEAN Committee on Science and Technology (ASEAN COST) menyadari bahwa kegiatan riset, iptek dan inovasi negara-negara ASEAN harus mengacu pada ASEAN Plan of Action on Science, Technology and Innovation (APASTI) yang sudah dirancang dan diluncurkan sejak tahun 2016, dan akan diimplementasikan pada periode 2016-2025 nantinya,” jelasnya

Kemudian Menteri Nasir berharap komunitas ilmiah ASEAN akan terus mampu menghasilkan produk inovasi milik sendiri, yang dikembangkan dari hasil riset bersama diantara negara-negara ASEAN.

“Produk-produk inovasi tersebut dimanfaatkan dan dipromosikan tidak hanya dari perspektif ASEAN saja, tetapi juga untuk seluruh dunia,”pungkasnya

Indonesia sendiri dipercayai oleh forum menjadi country leader untuk Asean Science and Technology Network, yang merupakan salah satu program andalan yang disepakati pada COST 74. Penunjukan ini diberikan secara konsensus karena Indonesia dianggap berhasil melaksanakan komitmen dan kontribusinya dalam pembuatan web based untuk 2nd call for proposal ASTIF (ASEAN STI Fund) dan AJSTD ( asean journal for science, technology and development).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Nasir juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan Komite ASEAN Committee on Science and Technology (ASEAN COST) ke-76 mendatang, serta pertemuan terkaitnya pada semester pertama di tahun 2019.

Beberapa hasil penting yang berhasil diperoleh dari kegiatan IAMMST-10 antara lain menyikapi pergeseran paradigma sains dan teknologi yang berkelanjutan dan inklusif, para Menteri Sains dan Teknologi memberi catatan positif terhadap pendirian the ASEAN Foresight Alliance, the ASEAN Young Scientists Network, the ASEAN Network on Metallurgy and Metallic Materials, the ASEAN Network on Sustainable and Environmental Materials, lahirnya the ASEAN High Performance Computing (HPC) Infrastructure initiative dan the ASEAN Diagnostics Development (DxD) Initiative.

Para Menteri juga menyambut baik pendirian ASEAN Center on Microbial Utilisation and the initiative, STI Framework for Action: Converging towards the Development of an ASEAN Platform on Science, Technology, and Innovation for Disaster and Climate Resilience.

Dalam acara ini juga dihadiri peserta IAMMST-10 yaitu Wakil Menteri Energi, Sumber Daya Manusia, dan Industri Brunei Darussalam Dato Seri Paduka Matsatejo Sokiaw, Menteri Senior dan Menteri Industri dan Industry and Kerajinan Kerajaaan Kamboja CHAM Prasidh, Wakil Menteri Sains dan Teknologi Laos Houmphanh INTHARATH, Wakil Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia Isnaraissah Munirah Majilis Wakil Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia, Wakil Menteri Pendidikan Myanmar Win Maw Tun, Menteri Sains dan Teknologi Filipina Fortunato T. de la Peňa, Senior Parliamentary Secretary Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Tan Wu Meng, Menteri Sains dan Teknologi Thailand Suvit Maesincee, Deputi Menteri Sains dan Teknologi Viet Nam Bui The Duy, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk ASEAN Economic Community Aladdin D. Rillo.

Delegasi Indonesia yang turut hadir dalam acara Informal ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology (IAMMST-10) dan the 75th ASEAN Committee of Science and Technology (ASEAN COST 75) antara lain Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im, Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Sadjuga, Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi, Kepala Pusat Penelitian ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sri Setiawati dan perwakilan Kementerian Luar Negeri.

(rhs)

Sumber : https://news.okezone.com