Kemristekdikti Fokus Perbanyak Perguruan Tinggi Vokasi

Ilustrasi Pendidikan (Foto: Shutterstock)

 Selasa 28 Agustus 2018 16:27 WIB

Antara, Jurnalis  

JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memprioritaskan pendirian perguruan tinggi vokasi di Indonesia karena jumlahnya yang masih sedikit.

"Yang boleh kita buka adalah vokasi. Jumlah perguruan tinggi vokasinya itu kurang, di negara-negara lain, negara yang maju jumlah perguruan tinggi vokasi hampir sama dengan jumlah perguruan tinggi yang non vokasi," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti Patdono Suwignjo dalam Forum Konsultasi Publik Layanan Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Patdono menuturkan masih sangat sedikit yang mengusulkan pendirian perguruan tinggi vokasi seperti politeknik karena biaya yang mahal.

Presiden Joko Widodo sejak 2016 meminta agar lebih banyak program studi vokasi yang dibuka untuk mencetak generasi bangsa yang terampil dan berdaya saing di pasar kerja.

"Maka dari tahun kemarin itu sudah kita prioritaskan kalau ada orang mau mendirikan politeknik, kita dukung. Tahun 2017 cuma delapan yang usulkan pendirian (perguruan tinggi vokasi), sudah kita kasih izin antara lain di Jakarta dan Padang," tuturnya.

Dia menuturkan jika setiap tahun hanya ada delapan pengusul izin untuk mendirikan perguruan tinggi vokasi, maka untuk menyamakan jumlah perguruan tinggi vokasi dengan non vokasi perlu 250 tahun. Dia menuturkan pada Januari 2017, ada 4.529 perguruan tinggi.

Jika ingin menyamaratakan jumlah maka baik jumlah perguruan tinggi vokasi dan non vokasi masing-masing seharusnya sekitar 2.250 perguruan tinggi. "Dari 2.250 perguruan tinggi itu, kalau sekarang kita punya 262 perguruan tinggi vokasi berarti perlu tambahan sekitar 2.000, padahal satu tahun cuma delapan yang mengusulkan pendirian. Kalau dari delapan untuk menjadi 2.000 perguruan tinggi vokasi, maka perlu 250 tahun," ujarnya.

(Feb)

Sumber : https://news.okezone.com