4 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kinerja Akademik Mahasiswa, Ingin Coba?

Ilustrasi: Shutterstock

Jum'at 24 Agustus 2018 12:13 WIB

Vanni Firdaus Yuliandi, Jurnalis  

JAKARTA – Bryn Mawr College, Amerika Serikat merupakan sebuah perguruan tinggi wanita yang sangat selektif. Sebagai Presiden Bryan Mawr College Kim Cassidy sangat sadar bahwa bulan September nanti akan menjadi kegembiraan baginya karena tahun ajaran baru di mulai.

Setiap tahun Kim mengantisipasi komentar apa yang akan ia berikan kepada para mahasiswa yang kembali ke kampus dan apa yang akan ia katakan untuk memotivasi para mahasiswa ketika mereka mulai magang, mengerjakan tugas akhir dan melanjutkan kariernya.

 “Di masa lalu saya telah berbicara dengan para mahasiswa tentang pentingnya mengejar minat mereka ketika sedang terbuka untuk mencoba kursus di bidang baru, dan manfaat untuk mengenal fakultas dan membangun hubungan dengan rekan-rekan mereka (mahasiswa lain)” ujar Kim yang dilansir dari Forbes, Jumat (24/8/2018).

Tahun ini Kim juga akan mendorong mahasiswanya untuk berkomitmen pada empat kebiasaan yang dapat berdampak signifikan pada kinerja akademik dan kesehatan serta kesejahteraan mereka. Berikut 4 kebiasaan yang harus dilakukan para mahasiswa :

1. Menetapkan Mindset Berkembang

Dari banyaknya penelitian menunjukkan bahwa ada sesuatu yang lebih untuk menggapai kesuksesan akademik mahasiswa dari pada kemampuan kognitif (pengetahuan). Mahasiswa yang memiliki mindset berkembang percaya bahwa kecerdasan atau kemampuan itu tidak terbatas, tetapi dapat tumbuh melalui kerja keras, pengalaman, dan dorongan dari orang lain. Lebih mungkin untuk mencapai pada tingkat yang lebih tinggi, mencari tantangan dan mendapatkan feedback, tanggap terhadap kemunduran, dan mampu menunjukkan pembelajaran yang lebih besar dalam menghadapi kesulitan.

Sementara untuk pola pikir pertumbuhan lebih umum pada anak-anak yang lebih muda dari pada pada remaja dan orang dewasa. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan untuk menumbuhkan mindset berkembang misalnya, pujian untuk selalu berusaha lebih, mungkin akan menghasilkan mindset yang berkembang.

2. Kembangkan Persahabatan

Pada awal tahun, mahasiswa sering fokus pada persiapan akademik dan orientasi mahasiswa baru. Tetapi harapan Kim adalah bahwa para mahasiswa juga meluangkan waktu untuk mengenal rekan-rekan mereka dan menumbuhkan persahabatan.

“Kita semua membutuhkan koneksi ke orang lain dan komunitas yang lebih luas. Mahasiswa, apakah mereka mahasiswa baru atau senior? Perlu adanya membangun rasa keterhubungan dengan komunitas mereka dan rasa identitas mereka sendiri dalam komunitas itu.” Jelas Kim

Penelitian telah menunjukkan bahwa meningkatkan rasa memiliki mahasiswa di sekolah memiliki dampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan mereka yang disampaikan mereka sendiri, motivasi berprestasi mereka, dan dalam beberapa kasus kinerja akademik mereka sendiri. Dan mahasiswa yang menyampaikan hal itu mampu berteman, menjalin pertemanan yang berkualitas, dan yang menghabiskan lebih banyak waktu bersosialisasi.

3. Cobalah untuk menghabiskan waktu di alam

Ada penelitian yang menarik membahas tentang efek dari rasa kagum. Penelitian telah menunjukkan bahwa sebuah pengalaman yang bagus dapat memperluas rasa, waktu yang tersedia dan mengurangi fokus pada diri kita sendiri. Ini merupakan kesempatan supaya kita menjadi lebih sosial dan murah hati, mengalami lebih banyak berhubungan dengan orang lain, lebih suka pengalaman atas hal-hal materi, dan dapat meningkatkan rasa kesejahteraan kita.

Sementara kekaguman adalah emosi yang kuat. Tidak perlu khawatir, penelitian juga menunjukkan bahwa mengenal alam lebih setiap hari, seperti berjalan-jalan melalui taman atau taman lokal, memiliki efek positif pada suasana hati, dapat mengurangi stres, dan dapat mengisi kembali emosi atau sumber daya kognitif yang hilang.

Berada di alam juga mungkin memiliki manfaat langsung ke memori. Penelitian telah menunjukkan bahwa peserta didik yang otaknya lelah dari tugas-tugas kognitif yang sulit yang berjalan-jalan di arboretum (koleksi botani) dapat melakukan yang lebih baik pada tes kognitif berikutnya dari pada mereka yang berjalan di daerah pusat kota yang sibuk.

4. Tidur yang nyenyak

Dengan jadwal akademik yang sibuk, pekerjaan dan magang, dan kewajiban ekstrakurikuler, mahasiswa sering mengorbankan tidur. Ini merupakan hal yang buruk.

Kurang tidur bisa berakibat gangguan dalam kinerja tugas yang ada, serta penurunan kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru. Selain efeknya pada pembelajaran, tidur yang kurang telah dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk dan tingkat depresi yang lebih tinggi. Sementara mahasiswa sibuk dengan kehidupan yang sibuk.

Penting bagi mereka untuk menemukan ruang untuk tidur yang cukup (setidaknya delapan jam semalam) dan penting bagi mahasiswa untuk menemukan keseimbangan dalam rutinitas harian dan mingguan mereka, dan bekerja untuk merencanakan hari-hari mereka daripada menunda-nunda yang dapat menyebabkan melewatkan tidur.

(rhs)

Sumber : https://news.okezone.com