Revolusi Industri 4.0, BJ Habibie: Indonesia Harus Tingkatkan Kuantitas dan Kualitas Riset
Foto: BJ Habibie (Okezone)
Jum'at 10 Agustus 2018 09:33 WIB
Taufik Fajar, Jurnalis
JAKARTA - Presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie mengatakan bahwa dalam menyambut revolusi industri 4.0, Indonesia harus meningkatkan kuantitas dan kualitas riset.
Riset harus mulai dari akhir dan di akhiri di awal. Artinya, pelajari produk yang ada di pasar, kemudian di-copy dan dikembangkan, lalu dijual.
"Orang Indonesia belilah produk anak bangsa. Jangan mulai dari basic riset, karena di luar sudah era yang lebih maju dari kita," ujar Habibie pada Hakteknas 2018 di Pekanbaru, Jumat (10/8/2018).
Dia menjelaskan bahwa inovasi akan datang dari progress nilai tambah produk bagi masyarakat. "Ambil saya dari yang sudah ada, lalu invensikan dan kembangkan dari detailnya karena lebih murah pembiayaannya. Biarkan pasar yang membiayai," ungkapnya.
Dewan Riset Nasional (DRN) lanjut dia, sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pembangunan nasional. DRN yang akan meramu rempah-rempah riset karena terdiri dari multidisiplin ilmu.
"Oleh karena itu dibentuk DRN, karena untuk mencapai inovasi membutuhkan kerja sama dari semua disiplin ilmu dan industri," tuturnya.
Sementara itu Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menjelaskan bahwa tidak ada inovasi tanpa melakukan riset.
"Presiden Jokowi telah mengeluarkan Perpres 38 tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), yang mendorong agar para peneliti fokus dalam bidang-bidang tertentu, sehingga ke depan dengan berbagai keterbatasan yang kita miliki, kita mampu kuat dan berdiri di atas kaki sendiri sebagai bangsa Indonesia yang berdikari berbasis Iptek," jelasnya.
(rhs)
Sumber : https://news.okezone.com