Berkumpul di Rusia, Intelektual Muda Susun Jalan Menuju Indonesia Emas 2045
Ilustrasi: Foto Okezone
Senin 06 Agustus 2018 17:30 WIB
Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
JAKARTA - Para intelektual muda Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) telah melangsungkan perhelatan tahunannya yakni Simposium Internasional (SI) PPI Dunia di Moskow, Rusia dari tanggal 23-27 Juli 2018.
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 160 pelajar Indonesia yang tersebar di 56 negara tersebut mengangkat tema Strategi Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut Koordinator PPI Dunia Demisioner Pandu Utama Manggala, tema tersebut diusung dikarenakan para pemuda saat inilah yang akan memimpin arah gerak Indonesia di 10-20 tahun mendatang.
"Oleh karena itu, para pemuda perlu memikirkan visi yang akan dicanangkan ketika Indonesia memasuki usia satu abad di 2045," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (6/8/2018).
Beberapa tokoh nasional turut menghadiri kegiatan SI PPI Dunia ke-10 ini, di antaranya adalah Jenderal Polisi Tito Karnavian, Mahyudin Wakil Ketua MPR RI, Jaleswari Pramodhawardani Deputi V Kantor Staf Presiden, Dino Patti Djalal Ketua Asosiasi Dosen Indonesia dan sederet nama-nama lain.
Selepas mengikuti beberapa sesi panel diskusi di hari pertama yang dibagi ke dalam empat isu, yakni Akselerasi Pembangunan Daerah, Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Kreatif, kegiatan kemudian dilanjutkan ke dalam sidang komisi yang terdiri dari komisi energi, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan kesehatan guna membahas lebih dalam terkait strategi jangka pendek, menengah dan panjang untuk Indonesia Emas 2045.
Pada komisi ekonomi, fokus bahasan lebih diutamakan pada upaya mendukung pemerataan pembangunan, khususnya meningkatkan perekonomian di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terbelakang).
Beberapa usulan program di antaranya adalah dengan melakukan coaching kepada usaha mikro, khususnya untuk menemukan akses permodalan, administratif usaha dan sertifikasi SNI.
Selain itu, guna menumbuhkan semangat berwirausaha, pada kesempatan SI di Moskow ini pula telah terjalin Perjanjian Kerja Sama antara PPI Dunia dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang akan memberikan bantuan-bantuan terkait kewirausahaan.
Selanjutnya, pembahasan yang menjadi fokus pada Komisi Energi adalah dengan mengusung program Indonesia Timur Terang. Hal ini dadasari oleh kenyataan bahwasanya masih ada sekitar 12,659 desa yang belum baik elektrifikasinya.
Beberapa kajian seputar UU, peraturan atau kebijakan yang masih belum padu terkait pemetaan sumber daya listrik akan disampaikan kepada pemerintah.
Upaya-upaya lain yang menjadi prioritas adalah dengan mengembangkan kerjasama R&D dengan vendor komponen energi baru terbarukan demi Perhimpunan Pelajar Indonesia Se-Dunia mewujudkan sustainability of energy, di mana peran pemuda adalah untuk mendesain business canvas model-nya.
Selain itu, pembahasan mengenai pentingnya mengembangkan energi nuklir, khususnya untuk teknologi pangan dan kesehatan juga turut menjadi sentral pembahasan di Komisi Energi.
Sementara itu, pembahasan di Komisi Sosial Budaya menyorot mengenai evaluasi penanganan konflik keagamaan di Indonesia terkait studi kasus konflik Ahmadiyah dan rumah ibadah. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan diantaranya adalah adanya kajian lintas agama dan kunjungan ke rumah peribadatan di setiap agama agar masyarakat Indonesia memiliki wawasan pengetahuan tentang ibadah lain, serta pentingnya mengangkat diskursus kebhinekaan di media-media sosial untuk meredam perpecahan diantara masyarakat Indonesia.
Pada Komisi Pendidikan, isu utama yang diangkat adalah mengenai peningkatan kualitas guru, dimana para peserta sidang mengapresiasi program Bantu Guru Melihat Dunia (BGMD) yang dilakukan pengurus sebelumnya dengan memberangkatkan 10 guru berprestasi ke Australia, Malaysia, Tiongkok dan Jepang.
Kegiatan BGMD ini tetap akan dilanjutkan dengan cakupan negara yang lebih luas seperti negara negara di Timur Tengah, khusus untuk guru Madrasah dan juga ke beberapa negara eropa khusus untuk Guru Olahraga atau Sepakbola. Selain itu, beberapa inovasi lain akan dibuat seperti gerakan sosial seribu sepatu, pendataan dan analisis kampus di berbagai negara yang nantinya akan diberikan ke pihak LPDP, dan pembuatan program ramah anak di media-media PPI Dunia.
Pada Komisi yang terakhir, yakni Komisi Kesehatan, pembahasan mengerucut pada evaluasi Jaminan Kesehatan Nasional. Rumusan yang diajukan adalah dalam rangka memberikan masukan terkait program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan khususnya terkait heatlh technology assessment dan cakupan layanan kesehatan yang diberikan.
Selain itu, isu mengenai sertifikasi dokter bagi para lulusan luar negeri, utamanya dari Tiongkok dan Rusia juga menjadi bahasan di dalam Komisi Kesehatan ini.
Fadjar Mulya dari PPI Thailand sebagai Koordinator terpilih PPI Dunia untuk periode 2018/2019 menyampaikan bahwa berbagai rumusan dan rekomendasi program yang disepakati dari 5 komisi di SI PPI Dunia ke-10 di Rusia ini rencananya akan dibukukan untuk kemudian dipresentasikan kepada Pemerintah RI melalui Kantor Staf Presiden. Harapannya, kajian dan rekomendasi yang telah dibuat para intelektual muda ini dapat menjadi sumbangsih yang konstruktif untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan SI PPI Dunia ini, Staf Khusus Menteri Pariwisata, Bapak Don Kardono turut pula meluncurkan Generasi Wonderful Indonesia (GENWI) Internasional sebagai upaya meningkatkan promosi pariwisata Indonesia lewat digital branding.
(rhs)
Sumber : https://news.okezone.com