Tak Perlu Khawatir, Mahasiswa Drop Out Tetap Bisa Lanjut Kuliah

Foto: Ilustrasi Okezone

Kamis 25 Januari 2018, 11:48 WIB

Susi Fatimah, Jurnalis  

JAKARTA - Bisa menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi tentu menjadi impian banyak orang. Namun tak jarang harapan tak sesuai dengan realita kehidupan yang tengah dijalani. Keterbatasan waktu, biaya dan usia menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan mandat kepada Universitas Terbuka (UT) untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi nasional. Hal itu ditanggapi serius oleh Rektor UT Ojat Darojat.

Ojat mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa langkah salah satunya dengan melakukan pendekatan dengan perguruan tinggi lain dengan bekerja sama untuk memperoleh data jumlah mahasiswa yang drop out (DO) di setiap perguruan tinggi. Nantinya, para mahasiswa yang telah DO atau terancam DO akan beri kesempatan menyelesaikan pendidikan di kampus yang dipimpinnya.

“UT membuka pintu selebar-lebarnya kepada mereka yang mau melanjutkan program studinya dan mendapatkan gelar sarjana. Nanti jumlah SKS-nya di kampus yang lama akan dimasukkan, jadi mereka tinggal melanjutkan saja asalkan program studinya linear. Kalau tidak linear maka jumlah SKS yang dihitung hanya mata kuliah yang umum saja,” kata Ojat dalam siaran persnya.

Ia menilai ada beberapa faktor penyebab mahasiswa DO, salah satunya usia dan waktu. Seperti diketahui, kuliah dengan sistem konvensional memang dibebani jumlah SKS dan jadwal kuliah yang padat. Hal ini tentu menjadi kendala bagi mereka yang kuliah sambil bekerja. Tak dapat dipungkiri, banyak mahasiswa yang memilih kuliah sambil bekerja untuk bisa membayar biaya kuliah dan kebutuhan hidup lainnya. Sedangkan pendidikan di UT menawarkan sistem jarak jauh sehingga menawarkan kesempatan belajar yang lebih santai dan ringan.

Ia berencana akan memasifkan strategi marketing dengan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kuliah tidak selalu tatap muka dan dapat dilakukan dimana saja. Dengan mengedepankan teknologi dan informasi maka sistem kuliah jarak jauh ini sesuai dengan perkembangan saat ini.

Untuk 2019, ia menargetkan sebanyak 1 juta siswa SMA yang tak lolos di PTS dan PTN bisa melanjutkan pendidikan di UT.

Saat ini, sambung Ojay, pihaknya memiliki tugas untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada kampus-kampus lainnya agar dapat menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Pasalnya, untuk menjawab tantangan menghadapi era baru yang dinamakan Revolusi Industri 4.0. Sebab, era disruptif yang terjadi saat ini akan mempengaruhi pada bidang Iptek dan pendidikan tinggi.

(sus)

Sumber : https://news.okezone.com