Wiih! Publikasi Ilmiah Indonesia Naik 15 Kali Lipat

Foto: Shutterstock

Senin 16 Oktober 2017, 17:33 WIB

Agregasi Antara, Jurnalis

JAKARTA - Lembaga pengindeks publikasi ilmiah internasional Islamic World Science Citation Center (ISC) menyatakan publikasi ilmiah Indonesia naik 15 kali lipat dalam kurun waktu 17 tahun.

"Indonesia menjadi negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berhasil mencatatkan pertumbuhan publikasi ilmiah yang sangat tinggi yakni sebesar 1.567 persen dalam jangka waktu 17 tahun. Pertumbuhan pesat publikasi ilmiah Indonesia ini 15 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan publikasi dunia," ujar Menristekdikti Mohammad Nasir di Jakarta, Senin (16/10/2017).

Nasir menyatakan bahwa secara umum negara-negara anggota OKI mengalami pertumbuhan publikasi ilmiah yang cukup signifikan dalam rentang waktu 17 tahun ini, yakni sebesar 666 persen,. Sedangkan pertumbuhan publikasi ilmiah secara global adalah sebesar 105 persen.

Nasir menambahkan bahwa berdasarkan data ISC, prestasi publikasi ilmiah Indonesia juga terlihat dari kontribusi Indonesia pada total publikasi ilmiah dunia.

Pada 2000, Indonesia hanya mampu menyumbang 0,04 persen dari total publikasi ilmiah dunia. Namun pada tahun 2016 Indonesia berhasil menyumbangkan 0,36 persen total publikasi ilmiah dunia. Pertumbuhannya lebih dari sembilan kali lipat.

Nasir menjelaskan bahwa berdasarkan catatan ISC mulai tahun 2000 sampai 2016 publikasi ilmiah Indonesia berkembang pesat di berbagai bidang ilmu. Di bidang ilmu pertanian publikasi ilmiah Indonesia tumbuh sebesar 902 persen, di bidang teknik dan teknologi sebesar 4402 persen, Ilmu Budaya tumbuh sebesar 3.167 persen, bidang Kedokteran dan Ilmu kesehatan tumbuh 1.156 persen, bidang Ilmu Alam tumbuh 1.164 persen dan bidang Ilmu Sosial tumbuh 2.547 persen.

"Publikasi ilmiah Indonesia di bidang teknik dan teknologi tumbuh sangat pesat yakni sebesar 4.402 persen, jauh di atas pertumbuhan rata-rata dunia di bidang ini yakni sebesar 272 persen," imbuh Nasir.

Nasir mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas prestasi yang diraih Indonesia dalam hal publikasi ilmiah. Nasir mengingatkan bahwa indikator jumlah publikasi secara kuantitas ini belum cukup untuk menjamin perkembangan ilmu pengetahuan di sebuah negara. Masih banyak faktor lain dari publikasi ilmiah yang harus diperhatikan seperti dampak sains, pengutipan, diplomasi sains, serta dampak ekonomi dan inovasi.

(sus)

Sumber : https://news.okezone.com