Waduh! Marak Joki Skripsi, Mahasiswa Harus Ubah Mindset Skripsi Bukan Tugas Akhir
Foto: Shutterstock
Kamis 12 Oktober 2017, 14:15 WIB
Agregasi Antara, Jurnalis
JAKARTA - Mahasiswa dinilai harus lebih percaya diri dalam membuat skripsi dan menghindari penggunaan jasa pembuat tugas akhir itu. Sebab jasa ini tidak akan hilang jika masih ada penggunanya.
Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi (UNISMA), Putri Marini Melay saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (12/10/2017), mengatakan sebuah penelitian harus dari hasil pemikiran mahasiswa agar bisa merasakan prosesnya saat membuat skripsi.
"Sebuah penelitian harus kita sendiri yang mengerjakan, apalagi hasil yang kita dapat akan kita rasakan sendiri nantinya. Jadi, percuma jika kita kuliah bertahun-tahun dan yang mengerjakan tugas akhir itu orang lain, tidak akan merasakan kebanggaan dari usaha yang sudah kita jalani selama ini," kata Melay.
Melay menambahkan pemakaian jasa pembuatan skripsi itu adalah hak dari orang itu sendiri. Jika Ia tetap menggunakan jasa tersebut, maka harus siap untuk menghadapi konsekuensi yang ada. Hal itu karena pertanggungjawaban tentang skripsi itu akan diminta saat sidang skripsi.
Sebelumnya, sebuah situs online diketahui menawarkan jasa pembuatan skripsi dengan imbalan sekitar Rp4,5 juta per skripsi dengan jaminan lulus. Salah satu jasa pembuatan skripsi mengatakan setiap skripsi dikenakan tarif dengan harga yang bervariasi tergantung jurusan mahasiswa.
Mahasiswa UNISMA lainnya, Vijart Justitia mengatakan walaupun ada mahasiswa yang memakai jasa pembuatan skripsi dan bisa lulus dengan aman bahkan nilai yang didapatkan bagus, nantinya akan terlihat kualitas dirinya yang sebenarnya.
"Jika skripsi dibuat melalui jasa pembuatan, pastilah dia sendiri tidak mengetahui bahan dan materi yang ada di dalam skripsi tersebut. Walaupun skripsi ini bisa menjadi salah satu yang terbaik, nantinya orang yang melakukan tindakan seperti itu dapat terlihat kualitas dia yang sebenarnya saat sidang ataupun di dunia kerja," kata Vijart.
Untuk mencegah hal itu, mahasiswa UNISMA lainnya, Tesa Azzahra mengatakan untuk memberikan pandangan jika skripsi bukan tujuan akhir seorang mahasiswa, melainkan awal untuk langkah ke depan.
"Untuk mencegah penggunaan joki skripsi, coba beri pandangan jika skripsi bukanlah akhir, namun sebuah awal untuk maju ke depan. Karena hanya orang-orang bodoh dan malas berpikir yang melakukan perbuatan yang dapat membodohi diri mereka sendiri," kata Tesa.
Kasus yang baru-baru terjadi saat ini adalah pemberhentian rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Dr Djaali dan rektor Universitas Negeri Manado yang diduga melakukan plagiarisme.
Ini membuktikan bahwa bukan hanya pada strata satu saja menggunakan joki sebagai pembuat skripsi, namun juga di tingkat doktoral pun bisa saja menggunakan jasa tersebut.
(sus)
Sumber : https://news.okezone.com