Canggih! Akademisi Buat Kursi Roda Pintar dengan 5 Fitur Input Perintah

Foto: Dok UB

Senin 09 Oktober 2017, 08:20 WIB

Siska Permata Sari, Jurnalis  

JAKARTA - Inovasi di bidang medis tak hanya gencar dilakukan oleh para pakar di bidang medis dan teknologi saja. Mahasiswa dan para akademisi pun berlomba-lomba membuat gebrakan inovasi baru di bidang medis. Salah satunya penciptaan kursi roda pintar, Smart Wheelchair karya Universitas Brawijaya (UB), Malang.

Kursi roda pintar tersebut merupakan karya Grup Riset Computer Vision, Fakultas Ilmu Komputer, UB. Berbeda dengan kursi roda otomatis yang telah beredar di pasaran, kursi roda pintar kali ini menggunakan lima fitur input perintah dalam mengoperasikan pergerakan kursi roda.

Ketua Grup Riset Computer Vision, Fitri Utaminingrum mengatakan, Smart Wheelchair kali ini merupakan generasi kedua. Bila generasi pertama masih menggunakan remote control, genersi kedua ini lebih canggih dengan lima fitur input. Mulai dari LCD, handphone, perintah suara, pergerakan kepala pengguna, dan human tracking.

Metode input perintah yang pertama sendiri menggunakan LCD yang terpasang di kursi roda. Cara penggunaannya sendiri tinggal menyentuh arah panah kanan, kiri, atas, dan bawah pada layar tersebut untuk menggerakkan kursi roda. Sementara metode kedua menggunakan handphone dengan aplikasi khusus.

Untuk teknologi fitur perintah suara, smart wheelchair ini telah dilengkapi sensor suara yang akan menangkap suara pengguna dan kemudian bergerak sesuai perintah. Sedangkan fitur keempat yakni dengan gerakan kepala pengguna. Dengan metode tersebut, pengguna bisa menggerakkan kursi roda hanya melalui gerakan kepala.

Terakhir fitur human tracking. Fitur ini diterapkan bagi penderita dengan caregiver. Sehingga caregiver tak perlu mendorong kursi roda seperti menggunakan kursi roda manual. Sebab dengan teknologi ini, kursi roda akan bergerak mengikuti orang di depannya.

"Kita akan terus kembangkan. Seperti dari fitur human tracking yang saat ini masih kurang optimal karena faktor cahaya juga masih mempengaruhi kemampuan lensa pada smart wheelchair untuk mendeteksi guide didepannya," ungkap salah satu anggota grup sekaligus dosen, Dahnial Syauqy. Demikian dilansir dari laman UB, Senin (9/10/2017).

(sus)

Sumber  : https://news.okezone.com