Catat! Menteri Yohana Yembise: Mahasiswa Jangan Lakukan Kekerasan, Bullying, dan Diskriminasi
Foto: Dok Okezone
Minggu, 3 September 2017 - 14:13 WIB
Agregasi Antara, Jurnalis
JAKARTA - Terjadinya kasus bullying di kampus yang melibatkan para mahasiswa, membuat sebagian besar masyarakat prihatin. Sebab umumnya mahasiswa memiliki intelektualitas dan empati yang tinggi sebagai agen perubahan bangsa.
Oleh sebab itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengimbau mahasiswa untuk tak melakukan bullying atau perundungan.
"Menjadi mahasiswa adalah salah satu saat penting dalam hidup. Karena itu isi waktu kalian dengan prestasi, jangan melakukan kekerasan, bullying dan diskriminasi," kata Yohana di Jakarta, baru-baru ini.
Untuk mengentaskan kasus bullying di kampus, ia meminta agar mahasiswa dan dosen melakukan upaya memutuskan mata rantai kekerasan di kampus.
"Semoga kalian para mahasiswa yang akan memutuskan mata rantai perundungan di institusi pendidikan," imbuhnya.
Salah satu cara mengentaskan kekerasan yang terjadi di kampus, baik senioritas maupun perundungan, Yohana menyarankan untuk membuat kampus menjadi kampus yang ramah pemuda.
"Salah satu caranya adalah membuat kampus ini harus jadi kampus ramah pemuda, ramah mahasiswa," tambahnya.
Ia mengingatkan agar tak boleh ada lagi kekerasan dalam bentuk apapun di kampus. Seperti kekerasan psikis, fisik, seksual, dan penelantaran tenaga pendidik terhadap mahasiswanya.
"Jadilah generasi penerus bangsa yang hebat," tandasnya.
Kasus bullying atau perundungan rupanya tak hanya terjadi di sekolah saja. Namun, bullying juga kerap terjadi di universitas dan melibatkan mahasiswa di dalamnya. Padahal, mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang tak melakukan hal-hal negatif hingga menciderai status mahasiswa tersebut.
Perundungan tersebut bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai dari mengucilkan, mengejek, melakukan kekerasan verbal dan non-verbal, serta menggunakan kekerasan fisik.
(sus)
Sumber : https://news.okezone.com