Mahasiswa Sulap Kaleng Bekas Jadi Penguat Beton, Kok Bisa?
Foto: Dok ITB
Senin, 21 Agustus 2017 - 09:19 WIB
Siska Permata Sari
Jurnalis
JAKARTA - Mahasiswa Indonesia kini tengah gencar menciptakan karya-karya inovasi. Seperti salah satu inovasi di bidang infrastruktur karya mahasiswa Bandung. Ya, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut menyulap kaleng untuk memperkuat beton, kok bisa?
Tiga mahasiswa ITB tersebut menciptakan sebuah metode kalton alias kaleng-alumunium-beton. Sebuah inovasi penguatan beton menggunakan kaleng-kaleng alumunium bekas.
Ketiga mahasiswa itu antara lain Jery Octavianus, Agung Pratama, dan Berri Dwi Putra. Masing-masing dari mereka tercatat sebagai mahasiswa di jurusan Sistem Teknologi Informasi, Teknik Elektro, dan Teknik Kimia.
Melansir dari ITB, Senin (21/8/2017), ada beberapa peningkatan yang ditimbulkan oleh penerapan metode kalton tersebut yakni ketahanan dinding beton pada ledakan dan penyerapan energi mekanik (impak).
Metode kalton ini sendiri merupakan suatu metode penguatan beton yang menyerupai konsep alumunium foam dan penerapan rongga udara di bagian dalamnya.
Dalam metode ini, kaleng-kaleng bekas tersebut digunakan sebagai substitusi dari bahan alumunium yang disusun sedemikian rupa di dalam beton, sehingga tersedia rongga udara dalam dinding beton.
Selama proses penelitian, produk beton yang digunakan memiliki spesifikasi ukuran 60 cm x 60 cm x 18 cm. Sampel dalam penelitian diberi perlakuan yang berbeda untuk mencari data mengenai kekuatan dan kemampuan serap energi mekanik (impak) masing-masing sampel.
Sampel tersebut kemudian dipisah ke dalam dua grup yaitu grup kontrol dan grup eksperimen dengan jumlah masing-masing empat sampel.
Kemudian, kedua grup menjalani uji tekan dan tes impak. Uji tekan dilakukan untuk mengetahui besar tekanan yang bisa diterima oleh sampel, sedangkan tes impak diadakan untuk menghitung jumlah energi yang dapat diserap oleh sampel.
Berdasarkan data hasil uji tekan dan tes impak pada dua grup tersebut, menunjukkan bahwa pemberian kaleng aluminium untuk membuat rongga udara dalam beton meningkatkan kemampuan beton untuk menahan tekanan dan menyerap energi mekanik.
Rupanya, metode kalton ala mahasiswa ini juga memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan metode konvensional. Salah satunya adalah metode kalton bersifat eco-friendly karena menggunakan kaleng-kaleng alumunium bekas yang biasa dibuang sebagai sampah.
Metode ini juga memakan biaya yang lebih sedikit karena penggunaan kaleng aluminium bekas mengurangi volume semen, pasir, dan kerikil dalam beton. Beton yang menggunakan metode ini juga lebih ringan dan menyerap lebih banyak energi mekanik.
(sus)
Sumber media online : https://news.okezone.com