Nih 5 Alasan Anak Muda Ingin Jadi Foodpreneur

Foto: Gaekanfood

Senin, 21 Agustus 2017 - 06:30 WIB

Agregasi Tech In Asia

Jurnalis

Foodpreneur atau wirausaha yang bergerak dalam bidang makanan, banyak dilakukan oleh para pemuda Indonesia saat ini. Mulai berjualan dari pintu ke pintu, sampai mendirikan kafe di berbagai lokasi strategis.

Makanan yang dijual juga beragam. Mulai dari bakwan, hingga mie instan dengan penyajian yang mirip seperti gambar di bungkusnya. Ada beragam peluang di ranah bisnis makanan.

Harus diakui, bisnis makanan cenderung tetap bertahan di tengah kondisi perekonomian yang tidak stabil. Logika sederhananya, orang Indonesia dikenal konsumtif, dan terlepas dari itu, semua orang juga butuh makan.

Hal lain yang juga menunjang potensi bisnis kuliner adalah begitu banyak inovasi yang menghasilkan jenis makanan baru dengan penyajian yang unik. Belum lagi tempat yang biasanya cenderung “ramah” untuk diunggah ke media sosial, sehingga kita selalu ingin mengunjungi tempat makan tersebut, meski pun mungkin jenis makanan yang dijual di setiap tempat hampir sama.

Buat kamu yang ingin punya usaha, mungkin bisnis makanan bisa jadi solusinya. Berikut beberapa keuntungan jika kamu yang tertarik menjadi foodpreneur.

1. Tidak perlu banyak pegawai

Tidak seperti usaha di bidang komputer yang membutuhkan pegawai yang banyak, usaha di bidang makanan bisa mempekerjakan satu sampai tiga pegawai jika diproduksi di rumah. Bahkan kamu bisa tidak membutuhkan pegawai sama sekali. Kalau bisnis makanan kamu berbentuk kafe atau restoran, jumlah pegawainya terdiri dari satu sampai 10 orang saja.

Adanya ojek online juga membuat kamu tidak butuh pegawai untuk mengantar makanan atau delivery. Kamu hanya perlu mendaftarkan bisnis usahamu di layanan ojek online tersebut. Kamu juga dapat memanfaatkan kurir barang untuk pengiriman ke luar kota, jika makanan yang kamu jual bisa tahan sampai berhari-hari.

2. Tempat bukan alasan

Selain tidak butuh pegawai banyak, kamu juga tidak perlu pusing dengan tempat. Jika kamu punya dana yang besar, kamu bisa menyewa tempat di ruko atau mal untuk membuat sebuah kafe atau restoran. Lalu bagaimana jika dana yang kamu miliki minim?

Beberapa tahun belakangan, istilah foodtruck yaitu menjual makanan menggunakan mobil atau van, sedang menjadi tren di kalangan foodpreneur. Ini adalah salah satu alternatif menjual makanan tanpa perlu menyewa toko. Buat kamu yang mempunyai dana minim, cara ini mungkin bisa kamu praktikkan. Selain itu, kamu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Jika kamu belum punya cukup biaya untuk membuat foodtruck, kamu bisa menggunakan gerobak. Kamu tinggal datang ke tempat-tempat yang ramai dan cukup membayar uang “keamanan”. Cara ini lebih efisien dibanding kamu menyewa sebuah toko atau membangun foodtruck.

3. Bahan-bahan yang mudah didapatkan

Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Seperti lagu Kolam Susu karya Koes Plus di atas, kekayaan alam kita tidak terbendung lagi. Di laut banyak ikan, di darat banyak tanaman. Ini salah satu sebabnya mencari bahan untuk membuat suatu makanan sangat mudah. Bahkan kita sendiri bisa menanamnya di pekarangan rumah atau di pot tanaman.

Tidak seperti bisnis furnitur yang membutuhkan kayu, usaha makanan bisa disiasati dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Misalnya, hanya dengan bermodalkan kwetiau, makaroni, dan kerupuk, kita bisa membuat seblak - makanan yang disukai anak-anak hingga orang dewasa.

Juga tidak seperti bisnis pakaian yang harus punya modal besar walau hanya menjadi dropshipper, usaha di bidang makanan dapat dijalankan dengan modal yang sedikit. Dari bahan tepung saja, kamu sudah bisa membuat bermacam-macam makanan, dari kue cubit, martabak, hingga kue pancong.

Sayang sekali jika kekayaan alam di Indonesia tidak di manfaatkan dengan baik, terutama hasil pertanian dan peternakannya. Semuanya dapat diolah menjadi makanan dan minuman yang inovatif.

4. Manfaatkan sisi konsumtif masyarakat

Seperti sudah dijelaskan di awal, sifat orang Indonesia yang konsumtif membuat usaha makanan tidak pernah sepi. Saat krisis ekonomi sekali pun, jarang ada usaha makanan yang gulung tikar.

Hal ini yang menjadikan semua jenis makanan dan minuman selalu laris dibeli. Selain itu, masyarakat Indonesia juga selalu tertarik mendatangi ke tempat-tempat makan baru yang unik, untuk sekadar check in atau mengunggah foto akun di media sosial mereka.

5. Ajang eksis di media sosial

Buat kamu yang ingin membuat kafe atau restoran, buatlah sekreatif dan semenarik mungkin agar menarik untuk diunggah ke Instagram atau media sosial lain. Kenapa? Karena dengan punya tempat yang unik, orang-orang yang berdatangan mengunjungi tempat makan milikmu akan melakukan kewajiban mereka, yaitu berfoto dan mengunggahnya ke media sosial.

Kamu tidak perlu promosi, karena pelanggan kamu lah yang sudah mempromosikan tempatmu secara sukarela. Kamu juga dapat memanfaatkan aktivitas media sosial tersebut dengan membuat kuis. Misalnya dengan mengajak para follower akun media sosial kafe atau restoranmu untuk membagikan foto-foto makanan atau selfie mereka, dengan imbalan sesuatu.

Jadi, buat kamu yang ingin membuka usaha, cobalah usaha di bidang makanan. Manfaatkan juga teman-teman kamu sebagai food taster, untuk mengetahui apakah makanan yang kamu buat berpotensi untuk laku atau tidak.

Mulai lah dari makanan atau minuman yang kamu rasa mudah untuk membuatnya, sebelum beranjak ke usaha yang lebih besar. Lalu, buatlah akun media sosial dengan brand milikmu sendiri, kemudian buat lah program promosi yang menarik agar orang-orang penasaran dengan produk yang kamu jual.

(sus)

Sumber media online : https://news.okezone.com