Keren! Mahasiswa Ciptakan Inkubator Jinjing, seperti Apa Bentuknya?

Foto: Ilustrasi Okezone

16 Agustus 2017 - 07:23 WIB

Siska Permata Sari

Jurnalis

JAKARTA - Mahasiswa kembali menciptakan inovasi di bidang medis. Berbeda dengan inovasi medis lainnya, karya mahasiswa di Bandung ini mirip dengan tas ransel.

Namun ini bukanlah tas ransel biasa. Inovasi bikinan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut sebenarnya merupakan sebuah inkubator jinjing sebagai solusi evakuasi korban bencana bagi bayi.

Permasalahan yang kerap melanda di belahan dunia manapun termasuk Indonesia adalah bencana tak terduga. Indonesia sendiri termasuk negara yang rawan bencana baik bencana alam maupun wabah semisal gempa bumi, tsunami, atau banjir.

Terlebih proses evakuasi untuk korban-korban bayi acapkali tidak memperhatikan aspek sensitif. Sehingga bayi dievakuasi hanya menggunakan kain yang diikatkan kepada tubuh evakuator dan bayi. Akibatnya, sekitar setengah dari total jumlah korban pasca bencana adalah bayi.

Inilah yang melatar-belakangi Amanda Putri, Amin Yahya, Ismail Faruqi, Isra Ramadhani, dan Dzatia Muti membuat sebuah inkubator berbentuk tas gendong.

Bila biasanya inkubator konvensional membutuhkan suplai listrik, inkubator mahasiswa Bandung ini memanfaatkan material tertentu sebagai elemen penghangat sehingga tak membutuhkan listrik terus menerus dan bisa dibawa ke manapun.

Melansir dari laman ITB, Rabu (16/8/2017), inkubator jinjing tersebut dilengkapi dengan penyaring udara yang memanfaatkan membran berpori 50 nanometer. Hal tersebut mampu menyaring partikel berbahaya, bahkan bakteri sekalipun.

Soal desain, inkubator ini sendiri disesuaikan dengan kebutuhan mobilitas yang tinggi untuk keperluan evakuasi di medan bencana serta pasca bencana. Dengan demikian, inkubator untuk evakuasi bayi bisa mudah dibawa serta digunakan oleh pihak rumah sakit maupun individu.

"Untuk masalah harga, inkubator kami jauh lebih ekonomis. Jika inkubator konvensional memiliki kisaran harga diatas Rp50 juta, harga inkubator kami hanya seperlimapuluhnya," terang salah satu mahasiswa yang menggagas, Amanda.

Ia juga berharap inovasi karya timnya tersebut bisa menekan jumlah korban bayi saat bencana dan pasca bencana.

(sus)

Sumber media online : https://news.okezone.com