Keren! Antisipasi Banjir, Mahasiswa di Bandung Bikin Aplikasi Android

Foto: Dok ITB

Sabtu, 12 Agustus 2017 - 07:17 WIB

Siska Permata Sari

Jurnalis

JAKARTA - Persoalan banjir yang menimpa di sejumlah daerah di Indonesia menjadi masalah tahunan. Berbagai penanganan terus diupayakan oleh pemerintah dan juga masyarakat. Namun, banjir masih juga menjadi momok tahunan di kala musim hujan datang.

Oleh sebab itu, sekelompok mahasiswa di Bandung menciptakan Zephyrus, sebuah sistem pengantar pesan cuaca dan ketinggian air sungai melalui aplikasi android dan SMS satelit.

Sistem yang dikembangkan para mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terdiri dari Automatic Water Level Recorder-Weather Station (AWLR-WS) sebagai alat deteksi cuaca.

Setelah sensor pada alat AWLR-WS ini menerima data cuaca dan ketinggian air, data akan dikirim ke server yang akan menyebarluaskan informasi tersebut melalui aplikasi Android dan SMS satelit.

Para mahasiswa yang mengembangkan sistem ini antara lain Ahmad Wirantoaji Nugroho, Andryansah Bagas Warno Putra, Aufa Zalfarani Saprudin, Harry Alvin Waidan Kefas, dan Novianti Rossalina.

Salah satu mahasiswa, Ahmad Wirantoaji mengatakan, awal mula tercetusnya ide Zephyrus ini adalah keprihatinan. "Yang mendorong sih sebenarnya karena prihatin (dengan) banjir di Bandung Selatan. Kalau secara umum, banjir memang sering terjadi di Indonesia. Dan usaha mengantisipasi banjir itu sendiri masih jauh dari optimal," kata Ahmad seperti dilansir dari laman ITB, Sabtu (12/8/2017).

Memanfaatkan teknologi android sebagai sarana utama penyebaran informasi, mahasiswa jurusan Meteorologi itu pun beralasan karena android lebih mudah untuk menjangkau pengguna. "Nah itu, jadi ya salah satu alasan menggunakan aplikasi Android ini supaya bisa lebih cepat dan real time," ungkapnya.

Istimewanya lagi, alat ini juga dinilai lebih murah dibanding alat-alat serupa yang telah terpasang sebelumnya. Sebab, Zephyrus ini merupakan penggabungan dua alat sekaligus.

"Alat AWLR-WS ini dipakai, jadi bisa menekan penggunaan anggaran gitu. Kalau misalnya yang biasa dibuat itu sekitar 73 jutaan, sedangkan yang kita keluarkan itu hanya sekitar 7,7 juta jadi bisa menghemat," katanya.

Menurut dia, bencana banjir akan mudah terantisipasi jika beberapa alat AWLR-WS dipasang di titik-titik yang berbeda. "Nah, bayangkan dengan biaya pengeluaran yang sama, kita bisa meletakkan sembilan alat AWLR-WS di sembilan titik yang berbeda," jelasnya.

Ide yang dibawanya ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ini diharapkan menjadi alat yang dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat. "Kami memang ingin membuat alat yang dapat bermanfaat langsung di masyarakat," tandasnya.

(sus)

Sumber media online : https://news.okezone.com