DUKUNG EKOSISTEM KENDARAAN LISTRIK, POLINES KEMBANGKAN APLIKASI SMART MONITORING DAN MULTI E-PAYMENT PADA SPKLU

Semarang - Tren kendaraan listrik semakin meningkat di Indonesia. Guna mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) mengembangkan Aplikasi Smart Monitoring dan Multi E-Payment pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau yang dikenal dengan ECAS. 

Dengan aplikasi tersebut masyarakat akan dimudahkan dalam pengisian baterai mobil listrik. Kemudahan tersebut bukan hanya karena bisa mengetahui keberadaan lokasi SPKLU, tetapi juga kemudahan pembayaran saat pengisian kendaraan listrik dengan menggunakan berbagai macam uang digital (multi e-payment) yang akrab digunakan sehari-hari oleh masyarakat, seperti Gopay, Shopee Pay, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dan sebagainya. 

"Permasalahan yang terdapat saat ini yaitu aplikasi pembayaran masih didukung oleh penyedia uang digital (e-money) Link Aja sehingga belum dapat mengakomodasi penyedia uang digital lainnya yang sudah banyak digunakan masyarakat seperti Gopay, OVO, Dana, Shopee Pay, dan QRIS," kata dosen sekaligus ketua tim pengembang ECAS, Mardiyono, tentang latar belakang pengembangan ECAS. 

Mardiyono yang merupakan dosen di Jurusan Teknik Elektro, Polines ini mengatakan bahwa penggunaan multi e-payment menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan dalam aplikasi tersebut. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan, kemanfaatan, dan fleksibilitas dalam moda pembayaran pada SPKLU, terutama ketika aplikasi Link Aja mengalami kendala. 

"Ketika Link Aja mengalami kendala dan tidak ada pilihan e-payment lain, maka pengguna mengalami kesulitan menyelesaikan pembayaran transaksi. Penundaan pembayaran akan berdampak juga pada kerugian waktu dan nilai uang, baik bagi pengguna maupun pelaku bisnis," tambah Mardiyono.

Pengembangan aplikasi mobile berbasis Android dan Apple iOS ini, lanjut Mardiyono, memang tidak hanya digunakan bagi pengguna, tetapi juga pelaku bisnis/mitra. Dengan aplikasi ini pelaku bisnis/mitra akan memudahkan dalam pemantauan/monitoring performa bisnis SPKLU di berbagai lokasi menggunakan smart dashboard monitoring berbasis cloud. 

Masih menurut Mardiyono, pengembangan aplikasi ini melibatkan mitra industri, PT Manunggal Integrasi Sejahtera yang ada di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, PT Manunggal Integrasi Sejahtera sudah menyiapkan infrastruktur berupa peralatan SPKLU dan server berbasis cloud yang digunakan untuk server back-end. 

Akan tetapi, lanjut Mardiyono, mereka masih menghadapi sejumlah kendala yakni permasalahan dalam mengembangkan aplikasi SPKLU yang meliputi proses pengurusan izin di kementerian ESDM, keterbatasan developer aplikasi Android dan Apple iOS, serta pengalaman aplikasi multi e-payment yang masih terbatas. “Aplikasi pembayaran e-payment tunggal, hanya Link Aja memberikan keterbatasan dan bahkan hambatan bagi kemudahan pembayaran transaksi,” tambah Mardiyono. 

Inovasi yang dikembangkan oleh Mardiyono dan timnya ini merupakan gabungan antara hardware dan software. Bagian hardware meliputi charger SPKLU dan sistem Internet of Things (IoT) untuk monitoring dan kontrol. Software yang dikembangkan berupa aplikasi pengguna berbasis Android dan Apple iOS yang mempunyai fitur-fitur standar, seperti start charging ulang, pemantauan pengisian, menampilkan durasi pengisian, tampilan estimasi selesai pengisian, power, SoC / persentase Baterai, History Transaksi - Filter On Going, menampilkan Status Charger EV (Connected/Disconnected)

“Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi SPKLU dilengkapi dengan map untuk membantu mengarahkan ke lokasi SPKLU. Dan tidak lupa aplikasi ini juga dilengkapi dengan keamanan transaksi menggunakan teknologi enkripsi sesuai standar,” kata Mardiyono.

Sebagai informasi, pada tahun 2023 jumlah mobil listrik di Indonesia yaitu 20.414 buah. Sementara itu, jumlah SPKLU baru 911 buah, di mana sebagian besar lokasinya berada di Jakarta dan merupakan SPKLU dari PLN. Jumlah tersebut dirasa tidak sebanding dengan mobil listrik yang ada di Indonesia sehingga memerlukan peran pihak swasta untuk memberikan peran mengembangkan produk aplikasi SPKLU kepada masyarakat. (Nan/Cecep)

Sumber: vokasi.kemdikbud.go.id