MANFAAT INOVASI MESIN PEMECAH BIJI JAGUNG DARI POLINES MULAI DIRASAKAN MASYARAKAT DI WONOSOBO
Semarang, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Semarang (Polines) terus mengembangkan berbagai inovasi guna membantu menyelesaikan permasalah di masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengembangkan teknologi tepat guna untuk membantu meningkatkan produktivitas industri rumahan berupa gendar jagung di Wonosobo, Jawa Tengah.
Teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh Polines berupa alat pemecah dan penepung jagung. Penerapan teknologi tepat guna dari Polines tersebut kini mulai dirasakan manfaatnya oleh warga di Desa Candimulyo, Wonosobo, Jawa Tengah. Utamanya adalah dalam meningkatkan produksi gendar jagung yang selama ini banyak dilakukan oleh warga desa.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuan berupa dari Polines. Alat pemecah biji jagung dan penepung ini sangat membantu kami dalam meningkatkan produktivitas produk gendar jagung," kata Barokah, warga Desa Candimulyo sekaligus pelaku usaha gendar jagung sekaligus penerima manfaat dari kegiatan Polines tersebut.
Gendar jagung sendiri merupakan salah satu produk camilan unggulan dari Desa Candimulyo, Wonosobo, Jawa Tengah. Banyak warga desa yang menjadikan produksi gendar jagung sebagai usaha untuk menambah ekonomi keluarga.
Pengembangan teknologi pencacah dan penepung biji jagung ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat. Program ini melibatkan sejumlah dosen Polines dan juga tiga orang mahasiswa Polines.
"Inovasi kami ini bertujuan untuk melakukan modernisasi sistem produksi dan perbaikan manajemen agar bisa meningkatkan produktivitas gendar jagung warga,” kata Dosen Polines yang tergabung dalam tim PKM Desa Candimulyo, Eko Saputra.
Menurut Eko, selama ini produksi gendar jagung warga masih terbatas karena proses produksi yang masih menggunakan peralatan konvensional dan belum ada sentuhan teknologi. Selain itu, dari aspek manajemen pemasaran yakni promosi penjualan juga masih menggunakan teknik konvensional melalui pihak ketiga atau perantara sehingga hasil penjualan juga masih belum maksimal.
“Kami kemudian membantu ngembangkan alat pemecah dan penepung biji jagung serta membantu untuk membuat akun media sosial dan akun e-commerce yang dapat digunakan sebagai sarana penjualan online. Kami juga membantu branding dengan membuat logo dan kemasan gendar jagung ini,” Eko menambahkan.
Mesin pemecah dan penepung jagung yang dibuat oleh Polines ini merupakan mesin pemecah biji jagung berkapasitas 100 kg per jam. Sementara untuk kapasitas penepungan adalah 50 kg per jam.
Dengan keberadaan mesin pemecah dan penepung jagung tersebut, produktivitas gendar jagung warga menjadi meningkat. Sementara untuk penjualan, selain dapat melakukan penjualan secara langsung, para pelaku usaha gendar jagung tersebut juga bisa menjual sendiri produk mereka dengan jangkauan pasar yang lebih luas.
Sebagai informasi, program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan salah satu cara untuk mentransfer pengetahuan untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat. Di perguruan tinggi vokasi, program PKM difasilitasi pendanaannya oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. (Polines/Nan/Cecep)
sumber: vokasi.kemdikbud.go.id