Di Markas PBB, Nadiem Pamer Keberhasilan Terobosan Teknologi Pendidikan di Indonesia
Mendikbudristek Nadiem Makarim. DOK Kemendikbudristek
19 September 2022 11:24
Renatha Swasty
Jakarta: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan penerapan teknologi dalam pendidikan di Indonesia sulit. Namun, pandemi covid-19 memaksa perubahan.
“Menggunakan teknologi dalam pendidikan bukanlah suatu pilihan bagi Indonesia karena beragamnya sekolah, demografi, pemangku kepentingan, dan lain sebagainya. Teknologi dalam pendidikan sudah menjadi keniscayaan,” kata Nadiem saat didapuk berbicara mengenai teknologi dalam pendidikan pada rangkaian Transforming Education Summit yang dihelat di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kota New York, Amerika Serikat (AS) dalam keterangan tertulis, Senin, 19 September 2022.
Nadiem menuturkan 96 persen sekolah di Indonesia tutup karena pandemi pada April 2020. Hal tersebut mengakibatkan krisis pembelajaran dan disparitas akses terhadap teknologi yang kian nyata.
“Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek secara cepat mengubah pendekatan akan teknologi," kata Nadiem dalam paparannya di hadapan pemimpin-pemimpin bidang pendidikan dari berbagai negara di dunia.
Nadiem menyebut sering kali teknologi dipikirkan hanya setelah suatu program diluncurkan dan mengesampingkan kemudahan bagi pemangku kepentingan untuk menggunakannya. Namun, kata dia, hal ini sekarang terbalik.
"Teknologi dikembangkan secara serius bersamaan dengan direncanakannya suatu kebijakan, serta mengedepankan kebermanfaatan dan kemudahan akses bagi penggunanya,” kata dia.
Nadiem menyebut hal itu dibuktikan dengan berbagai platform teknologi yang kini digunakan jutaan guru, sivitas akademika, mitra-mitra pendidikan, dan UMKM. Seperti platform Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Kampus Merdeka, Kedaireka, belajar.id, Arkas, TanyaBOS, dan SIPLah.
“Platform Merdeka Mengajar telah digunakan 1,6 juta guru sejak tujuh bulan diluncurkan. Sebanyak 55 ribu konten pembelajaran bagi guru tersedia pada platfom tersebut. Sebanyak 92 ribu guru juga telah mengunggah konten agar menginspirasi guru lainnya di berbagai pelosok Indonesia,” kata Nadiem.
Nadiem mencontohkan platform Rapor Pendidikan telah dimanfaatkan lebih dari 141 ribu sekolah dan 505 pemerintah daerah. “Untuk pertama kalinya di Indonesia, pemerintah daerah memiliki akses terhadap data lengkap yang dapat membantu mereka menentukan arah kebijakan dan anggaran untuk pendidikan secara tepat guna,” ujar dia.
Direktur Pembelajaran Masa Depan dan Inovasi Bank Dunia, Jaime Saavedra, mengapresiasi capaian Indonesia. "Banyak negara yang tidak mampu bertransformasi seperti Indonesia karena tidak ada kualitas kepemimpinan di kementerian pendidikannya atau tidak ada dukungan politik. Banyak negara perlu belajar dari praktik baik di Indonesiam," kata dia.
Nadiem berbicara dalam diskusi panel yang terdiri dari Menteri Pendidikan dan Sains Mongolia, Engkh-Amgalan Luvsanteren; Direktur Global untuk Praktik Pendidikan Global Bank Dunia, Jaime Saavedra; Direktur Pembelajaran Masa Depan dan Inovasi UNESCO, Sobhi Tawil; dan Vice President bidang pendidikan global Microsoft, Rick Herrmann.
Kunjungan Mendikbudristek ke AS memiliki dua misi khusus. Pertama, menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam hal transformasi sistem pendidikan melalui terobosan-terobosan Merdeka Belajar.
Kedua, mendorong kerja sama, antara lain di bidang pendidikan tinggi dengan sejumlah universitas dan bidang kebudayaan dengan institusi riset dan permuseuman top dunia di AS.
(REN)
Sumber : https://www.medcom.id/