Mahasiswa Buat Ensklopedia Super Hero Jawa, seperti Apa Isinya?

Foto: Dok UNY

Sabtu, 29 Juli 2017 - 09:13 wib

Siska Permata Sari

Jurnalis

 

JAKARTA - Maraknya teknologi dan gadget yang begitu akrab di tangan anak-anak kerap memberikan dampak yang buruk bagi pembentukan karakter anak. Salah satu dampak negatifnya adalah lunturnya rasa cinta terhadap Tanah Air.

Buktinya, budaya-budaya lokal kian luntur di mata anak-anak. Contohnya saja tokoh-tokoh wayang yang semakin jarang terdengar di telinga. Malah, tokoh-tokoh seperti Batman dan Superman yang lebih akrab di telinga orang dewasa maupun anak-anak.

Berangkat dari hal itu, sejumlah mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat media pembelajaran tentang kearifan lokal berbasis tiga dimensi yang berupa ensklopedia.

Berbeda dengan ensklopedia yang berada di pasaran, ensklopedia bikinan mahasiswa ini merupakan Ensklopedia Super Hero Jowo alias Edi Surojo yang mengenalkan tokoh-tokoh pewayangan pada anak-anak.

"Edi Surojo dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian anak sehingga proses penanaman karakter menjadi menyenangkan dan dapat diterima oleh anak," ungkap salah satu mahasiswa, Fatimah Noor Isnaini, seperti dilansir dari laman UNY, Sabtu (29/7/2017).

Fatimah mengatakan, ensklopedia tersebut menampilkan tokoh-tokoh wayang yang memiliki karakter serupa pahlawan. Selain kepahlawanan, tokoh wayang yang ditampilkan juga memiliki nilai-nilai karakter positif yang bisa ditiru anak seperti jujur, tanggung jawab dan cinta Tanah Air.

Dalam mengembangkan ensklopedia wayang tersebut, Fatimah tidak sendiri. Ia bersama tiga teman lainnya berusaha untuk memberikan media pembelajaran dengan penerapan pendidikan karakter di dalamnya. Mereka antara lain Dwi Lestari, Metri Utami Krahayon, dan Hana Ika Safitri.

Tokoh wayang yang ada dalam Edi Surojo sendiri, tambah Dwi Lestari, merupakan tokoh-tokoh yang ada dalam epos mahabharata. Agar terkesan ringan dan mudah diajarkan pada anak-anak, buku ensklopedia ini disusun dengan bentuk tiga dimensi dan komposisi warna yang menarik minat anak dalam mempelajari kearifan lokal.

"Dalam 'Edi Surojo' terdapat gambar karakter tokoh, cerita singkat, dan nilai-nilai karakter tokoh pewayangan," terang Dwi.

Senada dengan kedua temannya, Metri Utami mengatakan bahwa media pembelajaran yang dibuat timnya ini memiliki manfaat untuk mengenalkan budaya lokal dan menanamkan rasa cinta Tanah Air.

"Upaya mengenalkan kebudayaan lokal berbasis karakter sejak dini melalui jalur pendidikan dianggap sebagai langkah yang tepat karena anak usia dini berada pada usia golden age," papar Metri.

Membangun karakter anak sejak di usia dini juga penting, mengingat saat ini pendidikan karakter merupakan tema sentral bagi dunia pendidikan di Indonesia. Bahkan, saat ini pendidikan karakter juga tengah digalakkan di berbagai sekolah-sekolah dan daerah.

(sus)

Sumber media online : http://news.okezone.com