Peneliti sebut kampanye pemilu di kampus ajang edukasi politik

Peneliti Senior Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic International Studies (CSIS) Vidhyandika Djati Perkasa. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

 Rabu, 27 Juli 2022 18:39 WIB

Seorang tokoh harus memiliki jiwa kepemimpinan, akuntabilitas, kecakapan, dan kapabilitas.

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Senior Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic International Studies (CSIS) Vidhyandika Djati Perkasa mengatakan kampanye pemilu di kampus merupakan ajang edukasi politik bagi civitas academica.

Vidhyandika memandang perlu pendidikan politik agar civitas academica, khususnya mahasiswa, dapat mengawal kebijakan para pemimpin dan wakil rakyat yang terpilih.

"Mahasiswa Indonesia tetap harus kritis terhadap rezim yang memerintah nanti," kata Vidhyandika ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, hal penting yang harus diperhatikan oleh partai politik (parpol) dan kandidat adalah bentuk kampanye yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia akademis.

Kampanye di kampus, kata dia, sebaiknya dikemas dalam bentuk diskusi, debat, atau seminar.

Vidhyandika juga menyarankan parpol dan kandidat juga meminta masukan dari perguruan tinggi mengenai materi kampanye.

Ia menekankan bahwa materi kampanye harus membahas isu-isu strategis di lingkungan kampus sehingga tepat sasaran.

Selain itu, parpol dan kandidat harus menawarkan sesuatu yang konkret dan mengena dengan kebutuhan para generasi muda, seperti ketersediaan lapangan pekerjaan, pemberian beasiswa dan perumahan.

Pengemasan materi kampanye harus logis dan rasional, karena mahasiswa sangat kritis dan peka terhadap cara penyampaian dan penguasaan materi kampanye.

"Mereka tidak mudah dipengaruhi kalau kemasan dan materi kampanye tidak masuk akal," kata Vidhyandika.

Kampanye yang menyampaikan pesan normatif, menurut dia, akan percuma. Mahasiswa akan melihat sebagai jargon semata.

Berdasarkan hasil survei Milenial CSIS pada tahun 2017 mencatat generasi muda memiliki banyak kriteria untuk menentukan pilihan terhadap seorang figur pemimpin atau tokoh.

Survei tersebut menyebutkan beberapa kriteria tersebut, yakni seorang tokoh harus memiliki jiwa kepemimpinan, akuntabilitas, kecakapan, dan kapabilitas.

 

Pewarta: Feny Aprianti
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Sumber : https://www.antaranews.com/