Ngeri! Mahasiswa Ciptakan Sistem Pelacak Nasabah Bermasalah

Foto: Istimewa

Kamis, 20 Juli 2017 - 16:16 wib

Agregasi Antara

Jurnalis

KUDUS - Mahasiswa Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, menciptakan sistem informasi berbasis mobile untuk melacak nasabah koperasi bermasalah atau masuk dalam daftar hitam karena tidak membayar pinjaman.

Menurut salah satu mahasiswa UMK yang turut terlibat dalam pembuatan sistem informasi anggota koperasi (Simako) Budi Hantomo di Kudus, mengatakan, Simako tersebut untuk mempermudah identifikasi anggota koperasi yang bermasalah karena pencarian secara konvensional tentu membutuhkan waktu lama.

Dengan sistem informasi tersebut, kata dia, anggota koperasi yang dinilai memberikan catatan buruk tidak bisa melakukan pinjaman di koperasi lain.

Ia menjelaskan, perancangan sistem informasi tersebut dilakukan dengan pembuatan usecase yang bertujuan agar konsep yang dibuat pada aplikasi Simako dapat efektif dan nyaman dipakai pengguna.

Aplikasi Simako tersebut, lanjut dia, berbasis mobile yang menggunakan teknologi hybrid platform, desain user interface (UI).

Pada halaman login, kata dia, aplikasi Simako akan dioperasikan oleh admin atau pengurus koperasi.

"Simako memiliki beberapa tampilan menu, yakni pencarian data anggota, info penting, bantuan, kritik, saran dan menu admin," ujarnya didampingi tiga temannya yang terlibat dalam pembuatan Simako tersebut.

Keempat mahasiswa tersebut, yakni Mahfiah Nurul Ismi, Tajul Alwi, dan Ardi Irfanto.

Budi menjelaskan, untuk mendapatkan data anggota, harus memasukkan identitas anggota terlebih dahulu. Setelah itu, lanjut dia, data anggota koperasi akan keluar lengkap berikut data pinjaman dan tunggakannya.

Dosen pembimbing Tri Listyorini menambahkan, Simako bisa digunakan untuk mengatasi kolektabilitas pada forum komunikasi dan kerja sama koperasi di wilayah Pati.

"Semakin banyak koperasi yang menerapkan sistem ini, maka data yang ada semakin akurat dan sistem yang berjalan semakin optimal," ujarnya.

Ia mengakui, dalam perancangan sistem informasi tersebut sempat dua kali dibajak, sehingga harus dilakukan perbaikan sistem keamanannya.

(sus)

Sumber media online : http://news.okezone.com