Kampus Vokasi dan Upaya Ciptakan Peluang Kerja

Untung Wahyudi/Lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya. foto/istimewa

Kamis, 11 November 2021 - 00:54 WIB

SINDOnews

Untung Wahyudi
Lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya

Memasuki era global, persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. Selain ijazah, skill atau keterampilan harus selalu diasah. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk bisa bersaing agar kelak bisa eksis di dunia kerja. Salah satunya adalah dengan mengikuti berbagai kursus keterampilan di lembaga-lembaga pelatihan. Atau, dengan memilih jurusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini.

Salah satu visi pemerintahan Jokowi -Ma’ruf Amien selama dua tahun menjalani pemerintahan adalah terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang berkompeten di berbagai bidang. Karena itu, pemerintah terus berupaya agar Indonesia memiliki SDM yang baik. Yang bisa bersaing dalam dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran sehingga masyarakat bisa hidup sejahtera.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbudristek ), telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi. Kampus Merdeka Vokasi merupakan skema transformasi pendidikan tinggi vokasi, yakni pendidikan tinggi vokasi yang semakin terintegrasi dengan dunia kerja dan menghasilkan lulusan kompeten, produktif, dan kompetitif.

Kampus Merdeka Vokasi memiliki dua program utama, yaitu Dana Kompetitif (Competitive Fund) Kampus Vokasi (Program SMK-D2 Jalur Cepat) dan Peningkatan Program D3 menjadi Sarjana Terapan (gatra.com, 31/5/2021). Dalam program ini, diharapkan para lulusan D2 dan D4 (Sarjana Terapan) sudah bisa terjun ke dunia kerja dan fokus dengan karir yang diinginkan. Dikutip dari sindonews.com (29/5/2021), Kemendikbudristek menyediakan anggaran sebesar Rp270 miliar untuk menyukseskan programMerdeka Belajar11: Kampus Merdeka Vokasi.

Menurut Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Benny Bandanadjaja, dari Rp270 miliar dana pendidikan yang disiapkan, Rp90 miliar di antaranya disediakan bagi program SMK-D2 jalur cepat dan program peningkatan program studi D3 menjadi sarjana terapan (D4).

Program yang memiliki visi yang sama dengan Merdeka Belajar episode 2: Kampus Merdeka ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perguruan tinggi untuk berkiprah dengan anggaran khusus. Anggaran yang digelontorkan pemerintah diharapkan bisa menjadi modal untuk menggembleng mahasiswa sehingga mudah mendapatkan pekerjaan di tengah persaingan yang ketat. Lulusan Vokasi Langsung Kerja

Dilansir dari jpnn.com (26/5/2021), fokus pertama Kampus Merdeka Vokasi adalah penawaran dana kompetitif untuk pembukaan program SMK-D2 Jalur Cepat. Program ini berbasis kerja sama antara SMK dan kampus vokasi dengan dunia kerja, untuk meningkatkan kualifikasi SDM yang terampil dan unggul dalam waktu yang lebih singkat.

Selain itu, program ini juga lebih hemat masa studi, hemat biaya, dan efisiensi, sebagaimana harapan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim. Nadiem berharap agar lulusan vokasi bisa langsung mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak.

Mendikbudristek menyerukan kampus vokasi untuk segera mencari SMK dan dunia kerja untuk menjadi mitra. Pengajuan usulan pendirian program SMK - D2 Jalur Cepat dan peningkatan D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) bisa didaftarkan melalui tautan ppptv-ptn.kemdikbud.go.id. Nadiem juga mengajak kalangan profesional untuk berpartisipasi dalam program-program kampus vokasi ini untuk mendapatkan solusi pengembangan inovasi teknologi, produk, dan jasa yang dibutuhkan.

Perbanyak Prodi Sarjana Terapan

Dalam Instagram resminya, Dikti Vokasi menyatakan bahwa, pilihan prodi D4 terbatas. Keterbatasan tersebut menyebabkan minat masyarakat terhadap pendidikan tinggi vokasi menjadi rendah. Merespons hal ini, program Merdeka Belajar Vokasi akan memperbanyak jumlah prodi sarjana terapan.

Peningkatan jumlah prodi D4 dicita-citakan dapat mengatasi permasalahan masa studi D3. Permasalahan yang dimaksud adalah banyaknya lulusan D3 yang masih melanjutkan ke jenjang S1 untuk prospek karir lebih baik. Hal itu menyebabkan masa studi memakan waktu hingga 5-7 tahun. Di samping solusi tersebut, Kemendikbudristek sekaligus akan menyediakan tambahan waktu pada para lulusan D3 untuk mengasah kembali softskill. Pada jenjang D4 sendiri, kurikulum bakal diubah menjadi lebih kolaboratif dengan dunia kerja. Jumlah mitra dunia kerja dan kualitas kemitraan juga akan ditingkatkan. Prodi D3 yang akan ditingkatkan menjadi D4 ini memiliki syarat, yaitu harus terakdreditasi minimal B (detik.com, 18/6/2021).

Mengasah Kemampuan Diri

Program Kampus Merdeka Vokasi yang digulirkan Kemendikbudristek harus disambut dengan baik guna menciptakan SDM unggul yang berkompeten dan kompetitif. Yang bisa bersaing dengan baik di tengah persaingan ketat dunia kerja. Seperti harapan Mendikbudristek, pihak kampus vokasi harus bisa gerak cepat menjalin kerja sama dengan berbagai industri atau dunia kerja sehingga, kelak lulusan kampus vokasi bisa langsung bekerja dengan kemampuan yang mereka miliki.

Selain itu, mahasiswa kampus vokasi juga bisa menambah skill dengan terus mengasah kemampuan diri. Saat ini, dunia teknologi dan informasi sudah semakin maju. Transformasi dunia kerja di era digital sudah membuat kaum milenial semakin melek teknologi. Informasi yang berkaitan erat dengan dunia kerja pun semakin mudah untuk diakses.

Karena itu, kesempatan yang ada harus segera dijemput agar kelak bisa menjadi salah satu SDM yang unggul, berkompeten dan siap memasuki dunia kerja. Lewat program Kampus Vokasi, pemerintah berharap pengangguran semakin berkurang dan peluang kerja juga semakin terbuka lebar.

(hdr)

Sumber : https://edukasi.sindonews.com/