Tak Lagi Direkomendasikan, Bagaimana Nasib D3? Ini Kata Kemendikbudristek

Foto: Kemendikbud/Tak Lagi Direkomendasikan, Bagaimana Nasib D3? Ini Kata Kemendikbudristek

Senin, 27 Sep 2021 16:00 WIB

Puti Yasmin – detikEdu

Jakarta - Kemendikbudristek mengatakan bahwa pembukaan prodi baru di D3 tak lagi direkomendasikan karena beberapa pertimbangan. Namun, bagaimana nasib prodi D3 yang saat ini telah berlangsung?

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan prodi D3 yang sudah berlangsung tak masalah bila dilanjutkan. Sebab, pihaknya hanya tak merekomendasikan pada perguruan tinggi yang ingin pembukaan prodi D3 baru.

"Untuk pembukaan D3 baru saya tidak terlalu merekomendasikan. Jadi, D3 yang ada mau dipertahanin tidak apa-apa," ungkap dia saat berbincang dengan detikEdu, Senin (27/9/2021).

Lebih lanjut, pihaknya justru mendorong prodi D3 yang telah berlangsung saat ini untuk 'naik tingkat' ke prodi D4. Dengan begitu, lulusannya akan lebih terjamin dan dapat melanjutkan pendidikan langsung ke S2 terapan.

"Tetapi (D3) harus dengan industri, jadi kami dorong jadi D4. Tapi, kalau ada D3 baru mau buka nggak direkomendasikan, meskipun tidak dilarang ya," tegas mantan dekan vokasi UGM ini.

Sementara itu, posisi yang seharusnya diisi oleh lulusan D3 bisa diisi oleh lulusan D2 Fast Track. Sebab, ia menilai D2 telah memiliki spesifikasi dan ilmu yang sesuai dengan kebutuhan industri.

"Kalau D3 diupgrade jadi D4, yang mengisi posisi yang sifatnya teknik, operating, siapa? Nah ini ada D2 fast track yang kerja sama dengan SMK, contohnya nanti jadi ahli pengelasan, teknisi kendaraan, maintenance, jadi front office, atau di bagian kitchen," paparnya.

Wikan memaparkan, para lulusan D2 Fast Track ini nantinya akan belajar selama 3 tahun di SMK. Kemudian, 3 semester di perguruan tinggi atau politeknik di mana 1 semesternya di kampus dan 2 semester sisanya di industri untuk magang. Setelah lulus, mereka juga bisa langsung melanjutkan kuliah D4 di semester 5.

"Kala posisi tadi diisi D3 atau D4 kelamaan kuliahnya, jadi front office atau ahli las, jadi mending D2 fast track itu 3 tahun SMK dan 3 semeter di politeknik. Jadi sambil training di industri, makanya lebih cepat dan industri sudah bisa merasakan, dan pulang dapat sertifikat," jelas Wikan.

(pay/pal)

Sumber : https://www.detik.com/