Ditjen Vokasi: Kerja Sama Kampus dan Industri Jangan Sekadar MoU
Ilustrasi. /Pixabay/Nappiness
14 September 2021, 16:47 WIB
Muhammad Ashari
PIKIRAN RAKYAT - Kerja sama antara perguruan tinggi dan perusahaan swasta dituntut tidak hanya sebatas penandatanganan MoU saja. Namun juga bisa bekerja sama lebih dalam melalui penyusunan kurikulum sampai proyek bersama.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi), Wikan Sakarinto mengatakan, kerja sama yang tak sekadar MoU itu diperlukan untuk mewujudkan program link and match antara perguruan tinggi dan dunia industri-dunia usaha (DUDI).
Pada akhirnya, link and match bertujuan untuk mengembangkan kapabilitas sumber daya manusia yang lebih unggul dan kompetitif.
"Kita menciptakan SDM lulusan yang sesuai kebutuhan industri dan kita ajak DUDI ikut memasak, ibaratnya kalau memasak bersama itu, kita olah menu bersama," tuturnya saat memberikan sambutan dalam penandatangan kerjasama antara LP3I Jakarta dengan PT Trimegah Karya Pratama, Selasa 14 September 2021.
Dia mengatakan, kerja sama antara PT dengan industri setidaknya bisa mengimplementasikan poin 8+i yang ada di program link and match Ditjen Vokasi. Poin-poin itu mencakup penyusunan kurikulum bersama, pembelajaran berbasis project riil dari dunia kerja, jumlah peran dosen dari dunia industri dan ahli dari dunia kerja, kesempatan magang atau praktik kerja, sertifikasi kompetensi, pelatihan teknologi dari dunia kerja, adanya riset terapan dari project dunia kerja, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
"Selain itu juga berbagai kemungkinan lain seperti kerja sama meliputi beasiswa atau ikatan dinas hingga donasi dalam bentuk pengembangan laboratorium atau bentuk lainnya," katanya.
Terkait penandatangan nota kesepahaman antara LP3I Jakarta dan PT Trimegah Karya Pratama, Wikan menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua belah pihak yang sudah merespons dengan cepat menyambut gerakan "Pernikahan Massal” yang merupakan bentuk dukungan terhadap program Kemendikbudristek yaitu Link and Match serta Merdeka Belajar Kampus Merdeka, untuk melahirkan SDM lulusan yang unggul dan mendukung terciptanya implementasi integrasi pendidikan vokasi dan IDUKA melalui Link and Match 8+i.
Dia mengharapkan, kerja sama itu menjadi trigger yang bisa menginspirasi kampus vokasi lainnya melalui pernikahan dengan industri untuk menghasilkan output berupa lulusan mahasiswa yang kompeten dari sisi softskill, hardskill, dan karakter.
"Kemudian berujung pada terciptanya outcome bagi Indonesia yaitu produktivitas dan daya saing naik, pertumbuhan ekonomi melejit, kesejahteraan bangsa naik, dan mengarahkan Indonesia menjadi top 5 ekonomi dunia,” ujar Wikan.
Direktur Politeknik LP3I Jakarta, Akhwanul Akhmal, mengungkapkan rasa syukur dapat menjalin kerja sama dengan sektor industri. Kerja sama itu diharapkan menambah kualitas lulusan yang siap kerja sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Kami juga berharap dengan adanya kerja sama ini tentu akan menambah minat pelajar di Indonesia untuk mendaftar ke Politeknik LP3I Jakarta, karena ada penyelarasan kurikulum dengan yang dibutuhkan dunia kerja sehingga diharapkan dapat mencetak lulusan yang siap kerja sesuai kebutuhan dunia kerja,” tutur Akhwanul.
Politeknik LP3I Jakarta saat ini, lanjut Akhwanul, memiliki 9 kampus yang tersebar di Jakarta, Depok, Cikarang, Tangerang, dan Bekasi (Jadecitabek) dengan jumlah mahasiswa untuk semua angkatan ± 6000 orang. Kerja sama ini diharapkan mencetak generasi unggul siap kerja yang mampu mendorong kemajuan industri di Tanah Air, serta program “Pernikahan Massal” Kemendikbudristek juga dapat terwujud.
Direktur Ultra Voucher, Riky Boy Permata mengatakan, kerja sama ini merupakan bentuk dukungan terhadap program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama kementerian lainnya yaitu gerakan "Pernikahan Massal” antara pendidikan vokasi dengan Dunia Industri dan Dunia Kerja (IDUKA), serta kebijakan Kampus Merdeka – Merdeka Belajar (KMMB) sesuai dengan Permendikbud No. 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Dalam program ini, lulusan-lulusan dari pendidikan vokasi nantinya dapat terserap ke dunia industri, serta terciptanya penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi yang menunjang kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan IDUKA.
Menurutnya, kerja sama yang dilakukan pihaknya bersama LP3I Jakarta akan terjalin hingga 3 tahun. Ia mengaku yakin dengan turut berkontribusi dalam dunia pendidikan dapat menumbuhkan semangat baru dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul serta siap dalam mengaplikasikan ilmu yang sesuai untuk IDUKA.
"Ultra Voucher hadir dengan memberikan manfaat seperti memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta, maupun memberikan pelatihan kepada para dosennya. Diharapkan mampu memberikan dampak yang baik ke depannya bagi IDUKA,” kata Riky.***
Editor: Sarah Nurul Fatia
Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/