Tersedia Beragam Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia, Ini 6 Tips Pilih Beasiswa
Tersedia Beragam Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia, di antaranya beasiswa unggulan Kemendikbudristek dan Beasiswa LPDP. Foto/Dok/SINDOnews
Jum'at, 27 Agustus 2021 - 12:59 WIB
JAKARTA - Bagi pelajar yang ingin melanjutkan kuliah namun terbentur biaya tidak perlu risau karena banyak pilihan beasiswa yang disediakan pemerintah maupun swasta. Saat ini Kemendikbudristek bersama LPDP pun menyediakan beragam beasiswa baik untuk tujuan ke kampus dalam negeri maupun luar negeri.
Namun dari sekian banyak pilihan beasiswa yang ditawarkan pemerintah, swasta maupun lembaga lain tentu harus dipilih yang paling cocok sesuai kebutuhan. Dilansir dari laman Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek ), Jumat (27/8/2021), Kepala Puslapdik Kemendikbudristek Abdul Kahar memberikan beberapa tips yang dapat dipertimbangkan peminat beasiswa dalam menentukan pilihannya.
Tips yang diberikan Abdul Kahar itu yakni :
1. Cari beasiswa sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Anda;
2. Pelajari informasi setiap sponsorship, termasuk visi dan misi organisasinya;
3. Semua beasiswa kompetitif sifatnya, untuk itu perbaiki terus menerus prestasi akademik dan non akademik (nilai, bahasa, prestasi non akademik);
4. Cari mentor yang baik dan tepat untuk Anda;
5. Masukkan lamaran lebih awal;
6. Khusus untuk beasiswa ke luar negeri, baik jenjang S2 dan S3: Persiapkan diri minimal 1 tahun untuk berlatih membuat CV dan Essay/motivation letter, dan pelajari budaya, alam negara tujuan.
Dikatakan Abdul Kahar, saat memilih program studi, jangan hanya melihat nomenklaturnya saja, tapi pelajari sampai kurikulum yang ditawarkan dan profesor pengampunya. “Cari profesor yang sesuai dengan rencana riset Anda, caranya banyak membaca karya dari profesor yang diincar,” katanya.
Mantan Direktur di LPDP tersebut mengungkapkan,sering kali banyak calon peserta beasiswa yang mendaftar jika sudah mendekati penutupan pendaftaran. “Hasilnya ya menumpuk di sistem dan sulit untuk masuk ke sistem pendaftarannya. Budaya seperti ini yang masih melekat pada pencari beasiswa,” jelas Kahar.
Padahal, katanya, kandidat penerima beasiswa juga harus paham bagaimana cara berkirim email yang baik kepada profesor. “Ini berlaku bagi kandidat doktoral. Mereka harus paham dengan calon profesornya. Paling tidak harus paham dengan jurnal profesor itu. Jadi nanti datang tidak dengan tangan kosong,” tandasnya.
(mpw)
Sumber : https://edukasi.sindonews.com/