Rasio Kewirausahaan RI Kecil, Ditjen Vokasi Percepat Program Ekosistem

Foto: Rengga Sancaya
Rabu, 04 Agu 2021 08:30 WIB
Tim detikcom - detikEdu
Jakarta - Rasio kewirausahaan Indonesia ternyata baru sekitar 3,47 persen. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan sesama negara ASEAN, seperti Thailand 4,26 persen serta Malaysia 4,74 persen.
Tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) Eka Sri Dana Afriza menyebut Indonesia bahkan tertinggal jauh dengan negara Asia Tenggara lainnya yakni Singapura yang telah mencapai 8,76 persen.
Angka-angka tersebut menunjukkan jumlah wirausaha Indonesia masih tergolong sangat sedikit dan jauh di bawah negara-negara tetangga. "Padahal suatu negara disebutkan maju apabila rasio kewirausahaan berkisar 10-14 persen," ujar Dana dalam Webinar Membangun Ekosistem Kewirausahaan di Perguruan Tinggi Vokasi, beberapa waktu lalu.
Belum lagi data Survei Nasional Kewirausahaan Pendidikan Tinggi Vokasi 2021 menyebutkan mahasiswa tingkat awal dan akhir memiliki persepsi bahwa kampus vokasi tempat mereka menimba ilmu belum banyak menyediakan aktivitas kewirausahaan.
Riset ini dilakukan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Melihat kondisi tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek mendorong penduduk Indonesia lebih banyak berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui para lulusan vokasi. Salah satunya dengan membentuk program penguatan ekosistem kewirausahaan.
"Program ini bersifat kompetisi bagi perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, didasarkan atas kemampuan dalam membangun ekosistem kewirausahaan," ujar Dana.
Ruang lingkup pelaksanaan program penguatan ekosistem wirausahawan PTPPV meliputi pertanian, teknologi pertanian, perikanan, perkebunan, dan bidang lainnya, juga manufaktur, konstruksi, dan teknologi informasi.
Lalu, ada juga industri barang konsumsi seperti makanan, minuman, farmasi, peralatan rumah tangga, tekstil, kemudian termasuk bidang kesehatan, pariwisata, dan jasa lainnya.
Menurut Dana, penguatan ekosistem kewirausahaan dilaksanakan melalui kegiatan seperti peningkatan kemampuan kewirausahaan mahasiswa yang terintegrasi dengan proses pembelajaran.
"Dalam hal ini kami bukan jump into the curriculum, tapi kami justru meningkatkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa yang terintegrasi dengan proses pembelajaran," ujarnya.
Kemudian terdapat inisiasi kemitraan dengan industri atau lembaga permodalan untuk peningkatan aktivitas ke perusahaan lain. Begitu juga pengembangan magang kewirausahaan bersama di dunia usaha.
"Seperti pemberian coaching clinic. Jadi kita berikan coaching pendampingan kepada kewirausahaan di sekolah atau di perguruan tinggi vokasi," kata Dana.
Tujuan program tersebut untuk membangun ekosistem kewirausahaan di PTPPV demi menghasilkan lulusan pendidikan tinggi vokasi yang kreatif, inovatif, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan lingkungan eksternal, dan dinamis.
Dana menambahkan program tersebut juga untuk mengembangkan kreativitas yang dapat menumbuhkan kemampuan mahasiswa dan menstimulasi minat mahasiswa dalam berwirausaha yang terintegrasi.
"Jadi ini program sangat spesifik, bukan modal usaha untuk pribadi, bukan untuk modal usaha perorangan. Kami ingin membangun, memperkuat ekosistem kewirausahaan di kampus PT PPV," ujarnya.
(pal/pay)
Sumber : https://www.detik.com/