Mendikbudristek sebut Program SMK-D2 Jalur Cepat akan semakin banyak
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Selasa (25/5). (ANTARA/Indriani)
Selasa, 25 Mei 2021 15:40 WIB
jumlah Prodi D2 akan semakin banyak, sehingga kebutuhan SDM operator atau teknisi ahli dapat terpenuhi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan ke depan Program SMK-D2 Jalur Cepat semakin banyak melalui Program Kampus Merdeka Vokasi.
“Perubahan yang akan terjadi yakni jumlah Prodi D2 akan semakin banyak, sehingga kebutuhan SDM operator atau teknisi ahli dapat terpenuhi,” ujar Nadiem dalam peluncuran kebijakan Merdeka Belajar episode 11 yakni Kampus Merdeka Vokasi yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Nadiem menjelaskan terdapat dua fokus utama dari Kampus Merdeka Vokasi terdiri dari dua kategori. Pertama, Dana Kompetitif Kampus Vokasi yang terdiri dari Program SMK-D2 Jalur Cepat, Program Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan. Dana Kompetitif tersebut mencapai Rp90 miliar.
Kedua yakni Dana Pendanaan Kampus Vokasi yang terdiri dari tiga yakni pengembangan Pusat Unggulan Teknologi, Hilirisasi Produk Riset Terapan, Startup Kampus Vokasi yang dibangun bersama Dunia Kerja. Total dana mencapai Rp180 miliar.
Nadiem menjelaskan kondisi saat ini, yang mana jumlah program studi D2 masih sedikit sedangkan kebutuhan dunia kerja untuk posisi operator atau teknisi ahli dengan keahlian yang spesifik cukup banyak.
“Dengan Kampus Merdeka Vokasi, program SMk-D2 dapat dipersingkat hingga 4,5 tahun. Siswa SMK memiliki kemerdekaan untuk memilih melanjutkan ke jenjang D2 jalur cepat atau langsung bekerja,” terang dia.
Pembelajaran di SMK dirancang untuk kompatibel dengan pendidikan tinggi vokasi sehingga lulusan SMK, memiliki peluang lebih tinggi untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Dengan Program SMK-D2 Jalur Cepat, siswa belajar di SMK selama enam semester yang mana satu semesternya adalah praktik kerja lapangan dan perkuliahan dilakukan selama tiga semester yang mana dua semester diantaranya adalah magang dan kuliah.
Begitu juga untuk program D3 ditingkatkan menjadi sarjana terapan (D4). Nadiem menjelaskan perubahan yang akan terjadi diantaranya meningkatnya jumlah program studi sarjana terapan (D4) sehingga jumlah peminat akan meningkat, menyediakan tambahan waktu untuk fokus pada kompetensi nonteknis dan karakter siap kerja.
Selanjutnya masa studi yang lebih singkat, yang mana SDM lulusan sarjana terapan (D4) bisa langsung fokus pada pekerjaan dan karirnya.
Berikutnya untuk persyarataan Dana Kompetitif Kampus Vokasi yakni harus memiliki persyaratan untuk program SMK-D2 Jalur Cepat yakni memiliki kemitraan serta kurikulum yang disusun bersama SMK, pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja, memiliki pengembangan sistem RPL bagi lulusan SMK, dan telah menyusun instrumen untuk pengusulan SMK-D2 Jalur Cepat.
Sementara untuk program peningkatan prodi D3 menjadi D3 yakni kerja sama dengan minimal tiga dunia kerja untuk pengembangan kurikulum, pengajar atau tenaga ahli, magang atau praktikum, Prodi D3 ditingkatkan memiliki akreditasi minimum B atau baik sekali, telah menyusun instrumen pengusulan peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan, dan mendapatkan izin penyelenggaraan sarjana terapan dari Kemendikbudristek.
Nadiem menjelaskan perubahan yang akan terjadi dengan adanya Dana Padanan Kampus Vokasi yakni riset-riset di pendidikan tinggi vokasi berorientasi pada kebutuhan nyata di pasar dan industri sehingga riset terhilirisasi, peningkatan kerja sama pendidikan tinggi vokasi dengan dunia kerja untuk menghasilkan produk yang bisa dikomersialisasi, dan peningkatan pemanfaatan teaching factory atau laboratorium praktik untuk pembelajaran berbasis proyek untuk memenuhi produk pesanan dunia kerja.
Untuk Dana Padanan Kampus Vokasi tersebut terbagi tiga yakni Pengembangan Pusat Unggulan Teknologi, Hilirisasi Produk Riset Terapan, dan perusahaan rintisan Kampus Vokasi yang dibangun bersama dunia kerja.
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Sumber : https://www.antaranews.com/