Nadiem Gelontorkan Rp180 Miliar untuk Kampus Bangun Start Up
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyediakan dana ratusan miliar Rupiah untuk kampus vokasi yang ingin membangun start up(CNN Indonesia/Andry Novelino)
CNN Indonesia | Selasa, 25/05/2021 14:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menawarkan bantuan dana hingga ratusan miliar Rupiah untuk perguruan tinggi vokasi yang ingin membangun start up atau perusahaan rintisan bersama industri. Nadiem menyebutnya dengan dana padanan kamus vokasi atau matching fund.
Dana padanan kampus vokasi atau matching fund vokasi termasuk dalam program Kampus Merdeka Vokasi yang Nadiem luncurkan pada hari ini, Selasa (25/5).
"Dana padanan kampus vokasi ini besarnya Rp180 miliar," kata Nadiem dalam acara yang disiarkan langsung oleh Youtube Kemendikbud RI.
Kampus baru bisa memperoleh dana dari Kemendikbudristek jika sudah berhasil mengajak industri untuk bekerja sama.
"Matching fund hanya [diberikan] kalau perguruan tinggi vokasi berhasil menarik dana atau kontribusi dari industri," imbuhnya.
Nadiem menjelaskan, kampus dapat memilih tiga bentuk kegiatan kerja sama dengan industri agar bisa memanfaatkan dana matching fun. Tiga kegiatan itu yakni membentuk pusat riset, melakukan hilirisasi produk atau membangun start up.
"Salah satu pilihannya mendanai start up-start up vokasi, mendanai enterpreneur-entrepreneur yang akan kembangkan bisnis berbasis iptek di dalam PTN, PTS vokasi kita melalui pendanaan start up company," lanjutnya.
Mantan pengusaha yang berhasil mendirikan Gojek itu mengatakan program barunya tersebut dikeluarkan dengan tujuan mendorong jiwa kewirausahaan di kampus vokasi.
Jika kampus vokasi berhasil menggaet industri yang berkontribusi dalam bentuk bantuan dana atau barang untuk membentuk start up, Nadiem berjanji Kemendikbudristek akan menggandakan dana yang diberikan industri.
Sementara jika tidak ingin membuat start up, kampus diperbolehkan memanfaatkan dana untuk pengembangan pusat unggulan teknologi bersama industri.
Nadiem mengatakan pihaknya bakal menambahkan anggaran hingga tiga kali lipat dari dana yang diberikan industri untuk pembuatan pusat riset.
Terakhir, kampus juga bisa mengajukan kegiatan hilirisasi produk riset terapan untuk tujuan komersialisasi bersama industri. Kemendikbudristek akan menggandakan dana yang diberikan industri.
Bantuan dana tersebut, kata Nadiem, dapat diterima kampus dengan syarat berhasil menggaet industri untuk melakukan kerja sama atau link and match bersama kampus.
Dalam hal ini, ia mengatakan industri tidak boleh sekadar menandatangani nota kesepahamanan bersama kampus tanpa implementasi dan tujuan yang jelas.
Kampus dan industri harus bisa membuktikan penyusunan kurikulum bersama, partisipasi praktisi industri mengajar di kampus, kewajiban magang bagi mahasiswa, komitmen serapan lulusan mahasiswa, dan bentuk dukungan lainnya.
Nadiem menjelaskan kebijakan ini ia ambil karena mendapati kampus vokasi belum banyak menghasilkan dampak nyata kepada industri. Menurutnya, banyak kampus vokasi belum berorientasi kepada pasar dan hanya terpaku pada riset terapan yang bersifat akademis.
"Padahal ini perguruan tinggi vokasi dan politeknik. Jadi ini enggak masuk akal. Kenapa hasil output-nya paper. Harusnya output-nya inovasi dan terapan di lapangan," tambah dia.
(fey/bmw/bmw)
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/